Pasuruan Jatim, Maritim
AKHIR pekan lalu, Presiden RI Joko Widodo meresmikan pengoperasionalan ruas jalan tol Gempol-Pasuruan di Jawa Timur. Di tengah kebanggaan keberhasilan merampungkan akses penghubung kawasan industri dengan derah hinterland tersebut, pemucuk peemerintahan Inonsia itu sempat menyebut akan ada “jalan Daendels baru” seiring tersambungnya jalan tol Merak-Banyuwangi pada 2019.
Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1808-1811) dalai sebagai salah seorang penguasa “Hindia Timur” yang paling tak disukai karena pemerintahannya dilakukan dengan penuh kekerasan. Tetapi ia juga selalu dikenang, karena keberhasilannya membangun jalan pos sepanjang 850 Km, menghubungkan kota Anyer di sisi barat Banten, hingga Panarrukan di Jawa Timur.
Lewat laman resmi laman Sekretariat Kepresidenan, Jum’at (22/6/2016), Presiden berucap: “Kalau dulu Daendels (membangun jalan pos) dari Anyer sampai Panarukan. (maka) kini (Daendels Baru akan segera menyelesaikan jalan tol dari (Kabupaten) Banyuwangi sampai ke Merak (Provinsi Banen)”.
Presiden mengatakan secara umum jalan tol dari ujung Pulau Jawa yaitu Merak (Banten) hingga kota Pasuruan (Jawa Timur sudah bisa dilewati, kendati masih terdapat ruas tol yang fungsional dan dalam proses konstruksi. Diharapkan pada akhir tahun 2018 ini jalur Merak – Pasuruan sudah rampung, kemudian dilanjutkan lagi ke Banyuwangi yang diharapkan kan dapat diselesaikan tahun 2019.
Terkait dengan tarif tol yang dinilai banyak fihak terlalu mmberatkan pengguna jalan tol, Presiden Jokowi mengemukakan bahwa hal itu terjadi karena investasi dalam mebangun jalan bebas hambatan tersebut dikerjakan oleh investor yang terdiri dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta, maka Presiden mengingatkan agar masyarakat memahami bahwa fihak investor swasta telah membuat perhitungan seberapa lama masa impas bagi investasi yan mereka kucurkan.
Oleh karena itu, lanjut Presiden, penentuan tarif jalan tol harus dibicarakan dengan mereka karena pemerintah tidak ingin investor dirugikan. “Kita ingin investor diuntungkan, tetapi masyarakat juga diuntungkan. Artinya apa dengan kecepatan mobilitas distribusi logistik, diharap biaya logistik akan cukup setara dengan kecepatan distribusi” ungkap Presiden.
Presiden juga ingatkan pembangunan infrastruktur jalan tol harus terintegrasi dengan titik-titik pertumbuhan ekonomi seperti kawasan industri, pelabuhan hingga kawasan wisata. Dengan demikian, jalan tol yang dibangun betul-betul berguna dan bermanfaat maksimal untuk dunia usaha, pariwisata, kawasan industri, dan kawasan pelabuhan.
“Nanti bisa disambungkan. Kan ini sudah ada ruasnya kalau ada kawasan industri 20 kilometer dari sini nanti bisa disambungkan bisa dengan tol, bisa dengan jalan biasa, misalnya Pelabuhan Patimban yang akan kita bangun nanti kita integrasikan dengan tol Trans-Jawa ini” kata Presiden Joko Widodo. ***ERICK A.M.