Makassar, Maritim
DENGAN kian meningkatnya peran logistik di Kawasan Timur Indonesia, (KT), Doso Agung Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mengusulkan pemilihan pelabuhan hub di wilayah timur yang didominasi oleh angkutan laut, perhatikan lokasi pusat-pusat produksi.
Dia menyoroti ketidaksinkronan antar kementerian dalam menetapkan pelabuhan pusat pengumpul di kawasan ini.
Sebagai contoh, Kementerian Kelautan & Perikanan menetapkan Dobo sebagai pelabuhan perikanan untuk mendaratkan ikan hasil tangkapan dari perairan Maluku dan sekitarnya. Namun, dengan jarak hampir 700 km dari Kota Ambon membuat kapal-kapal ekspor enggan singgah ke Dobo hanya untuk mengangkut ikan 40 petikemas. Akibatnya, kegiatan ekspor perikanan tidak optimal. Sementara, tak jauh dari perairan Maluku, kapal mengangkut nikel dari Morowali dan Halmahera hingga 200 petikema dapat melenggang ke luar negeri lewat pelabuhan Kendari.
Terkait hal itu, Dirut Pelindo IV usulkan agar hub di kawasan timur ditetapkan berdekatan dengan pelabuhan rakyat, pelabuhan umum, pelabuhan perikanan, dan pelabuhan khusus tambang, hingga tiga kegiatan dapat disatukan. Katanya: “Kami harap ini disinkronisasikan. Kalau mau bangun tambang di Morowali atau di mana, cari dulu lokasi perikanannya di mana. Pelindo akan masuk ke sana hingga produk pertambangan dan perikanan, bisa bantu mengatasi isu imbalance cargo“.
Dengan menempatkan pelabuhan rakyat, pelabuhan umum, pelabuhan perikanan, dan pelabuhan khusus tambang dalam satu kesatuan, Diyakini tak perlu ada subsidi kepada perusahaan pelayaran swasta dan pelat merah dalam program tol laut. Menurut dia, lebih baik subsidi diberikan kepada pelayaran rakyat.
Pungkas Doso Agung: “Kita sering lupa masih punya pelayaran rakyat yang mampu angkut komoditas dari Makassar sampai Jayapura dengan ongkos logistik terjangkau. Justru yang erjadi saat ini, komoditi besar ketika dari Jayapura dibawa ke pulau pulau kecil akan dapat menimblka masalah, karena di pulau pulau kecil ini susah cari BBM”. ***ERICK A.M.