Mimika Papua, Maritim
DUGAAN adanya “permainan kotor” da;am pelaksanaanb program tol laut, kian mencuat. Seperti dikemukakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika, Papua yang mencurigai perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, terlibat praktik menghilangkan subsidi program tol laut dalam pengiriman barang kebutuhan masyarakat ke Pelabuhan Paumako Timika. Inosensius Yoga Pribadi Sekretaris Disperindag Mimika, Jumat (20/7/2018) lalu katakan, sejak program tol laut dikelola swasta pada 2018 ini, harga barang kebutuhan pokok masyarakat di Timika yang dulu turun drastis, kini kembali merangkak naik.
Dari penelusuran Disperindag Mimika, didapat fakta peningkatan harga barang kebutuhan pokok masyarakat seperti daging beku, bahan bangunan dan lain terpicu adanya kenaikan biaya ekspedisi dari Surabaya.
Barang kebutuhan pokok masyarakat di Timika dan sekitarnya sejak 2015 diangkut dengan kapal tol laut dari Surabaya dengan biaya ekspedisi cukup murah. Namun sejak awal 2018, pengelolaan tol laut ke Timika diserahkan penuh kepada pihak swasta. kata Inosensius:
“Kami sudah telusuri, bahwa kenaikan harga barang kebutuhan pokok masyarakat di Timika sekarang ini karena permainan perusahaan EMKL di Surabaya. Barang-barang yang diangkut dengan jasa tol laut, tetapi dikenakan tarif komersial. Pertanyaan kami, dikemanakan dana subsidi dari pemerintah untuk program tol laut ke Timika itu, kalau semua barang dikirim menggunakan tarif normal atau tarif komersial ? Swasta pemenang tender pengelolaan tol laut ke Timika hanya menyediakan jasa kontainer. Sementara penentuan tarif pengapalan barang diatur sendiri oleh perusahaan EMKL di Surabaya. Hal itu diketahui karena tiap kapal barang masuk di Pelabuhan Paumako staf kami selalu ada di pelabuhan untuk pengawasan”.
Terhadap temuan tersebut, pihak Disperindag Mimika telah menyurati pihak Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perdagangan guna menindaklanjuti masalah termaksud. Sesuai alokasi dari pusat, Pelabuhan Paumako Timika setiap dua pekan mendapat alokasi 30 TEU’s petikemas barang kebutuhan pokok yang diangkut dengan menggunakan program tol laut. Sejak akhir 2015 hingga akhir 2017, pengelolaan tol laut ke Pelabuhan Paumako Timika dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ditangani oleh PT Pelni.
Selama periode itu, tiap bulan kapal tol laut yang dioperasikan Pelni mengangkut berbagai barang kebutuhan pokok masyarakat untuk wilayah Timika dan sejumlah kabupaten sekitar terutama di wilayah Pegunungan Tengah Papua. Kebijakan tol laut maupun tol udara digagas Presiden Joko Widodo dalam rangka menekan disparitas harga antara Pulau Jawa dengan luar Jawa, terutama di wilayah Papua yang selama berpuluh-puluh tahun menikmati harga yang sangat mahal.***LIES/Kug/Maritim.