Surabaya, Maritim
BERTEMPAT di Kantor Pusat Jl. Perak Timur Surabaya, PT Pelabuhan Indobnesia III (Persero)/ Pelindo III, Akhir pekan lalu menggelar International Maritime Leadership Seminar dengan menghadirkan pembicara para pakar maritim dan logistik asal Belanda, STC International, Capt. Albert Bos dan A. A. Hofman, akademisi dari STIAMAK Barunawati Ismi Rajiani, serta Commercial and Operational Director Pelindo III, Mohammad Iqbal.
Di sela gelar acara tersebut, Commercial and Operation Director Pelindo III mengatakan: “Kini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pelindo III sedang bertransformasi dengan slogan Beyond Port of Indonesia, yang artinya mengembangkan berbagai layanan untuk memberi terbaik bagi kebutuhan logistik di Indonesia. Transformasi ini juga menjadi moment yang tepat menggandeng institusi pendidikan seperti STC International dan STIAMAK Barunawati dalam kerjasama mendidik calon pemimpin maritim bangsa di masa depan”.
Pada kesempatan yang sama, Capt. Bos mengungkapkan bahwa basis dari kegiatan seminar yang digelar Pelindo III itu ialah kesepakatan antara Pemerintah Belanda dan Indonesia pada 2016, terkait dengan pengembangan maritim dan pelabuhan. Ungkapnya: “Kerja sama ini disepakati saat Presiden Jokowi berkunjung ke Belanda, yang menilai bahwa edukasi jadi point penting untuk memastikan semua pihak siap menghadapi tantangan maritim di masa mendatang, dengan menyiapkan calon-calon pemimpin dunia maritim Indonesia”.
Terkait dengan itu, Benedicta dari Forum Laras Dikdudi, seorang peserta seminar mengaku tertarik mengikuti seminar tersebut karena sedang meneliti tentang topik kepemimpinan. Karenanya ia ingin lebih mengetahui konsep kepemimpinan dari sisi perspektif maritim. Ujarnya: “Pembahasan tentang bagaimana presiden mendorong sektor maritim Indonesia, menjadi contoh bagaimana peran pemimpin untuk tak hanya jadi regulator, tetapi juga bertindak sebagai fasilitator pada implementasi inovasi”.
Lebih jauh, Capt. Bos juga menjelaskan bahwa pemimpin maritim di masa depan harus fleksibel, inovatif, dan siap berkompetisi dengan terminal-terminal kelas dunia. Ketiga hal tersebut yang diharapkan pada figur pemimpin baru. Jelasnya: “Saya rasa itulah mengapa Pelindo III terus mendorong edukasi maritim, baik melalui event seminar ini dan bagaimana mereka telah mengirim puluhan karyawannya ke universitas-universtitas maritim dunia”.
Mohammad Iqbal membenarkan hal tersebut. Ia juga memberi contoh bagaimana Pelindo III yang mengelola pendidikan tinggi kemaritiman STIAMAK Barunawati berperan menjadi laboratorium inovasi-inovasi di bidang kepelabuhanan. Ia memberi pesan filosofis kepada peserta seminar yang kebanyakan mahasiswa. Pesannya: “Untuk menghadapi tantangan bisnis, utamanya sektor maritim yang melibatkan banyak pihak, harus lebih dulu mampu memimpin diri sendiri. Makin produktif kita membawa diri, kian besar manfaat yang dapat kita berikan pada komunitas kita”.
Dalam seminar itu, A. Hofman mempresentasikan pengembangan Pelabuhan Rotterdam di Belanda sebagai contoh pengembagan pelabuhan yang berperan memimpin pengembangan kawasan, termasuk kota.
Dijelaskan, awalnya di era 1960-an pelabuhan Rotterdam hanya berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang. Kemudian pada 1980-an jadi pelabuhan yang mendukung sektor industri. Selanjutnya berkembang menjadi bagian penting rantai pasok logistik. Pesannya: “Di masa depan pelabuhan harus berkembang jadi smart port yang terintegrasi dengan pengembangan kota agar menjadi smart city. Pengembangan smart port dapat dimulai segera oleh pelabuhan-pelabuhan penghubung bagi banyak wilayah”.
Pemikiran Hofman tersebut diperkuat pada presentasi Mohammad Iqbal yang memaparkan berbagai inovasi Pelindo III dalam mengembangkan pelabuhan dengan konsep smart port. Katanya: “Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, sebagai pelabuhan dengan rute pelayaran terbanyak di Nusantara, mengembangkan berbagai inovasi meningkatkan efisiensi, hingga tak membebani arus logistik Kota Surabaya”.
Iqbal jelaskan upaya Pelindo III membangun flyover akses Terminal Teluk Lamong, persiapan penerapan e-RTG yang efisien di Terminal Petikemas Surabaya, layanan energi listrik untuk shore connection di BJTI Port, hingga membuat aplikasi Home Terminal yang menyatukan empat layanan utama vessel services, port activities, logistics, and container management. Tegasnya: “Aplikasi ini mewujudkan era baru dalam layanan kepelabuhanan yang mudah, simple, dan transparan. Langkah tersebut akan memangkas kebutuhan perantara yang tidak perlu. No more hanky-panky at the port!”. ***ERICK ARHADITA