Surabaya, Maritim
ANOMALI finansial akibat berlangsungnya “perang dagang” oleh beberapa negara adikuasa, ternyata juga sempat menggerus nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Namun PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, yang di pasar bursa dikenal dengan kode sebutan SMGR mengklaim sudah membawa “pulang” sedikitnya USD 110 juta dari hasil ekspor semen sebanyak 2 juta ton. Targetnya Semen Indonesia akan dapat mengekspor semen sampai dengan jumlah hingga 3 juta ton pada akhir tahun 2018 nanti.
Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR, saat Investor Summit 2018 di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Surabaya, Rabu (19/9/2018) lalu menjelaskan: “SMGR juga menjadi penyumbang dollar US, dan ini kami harap dapat mampu sedikit memperkuat nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS”.
Hal yang sama juga diungkapkan Direktur Marketing & Supply Chain SMGR, Adi Munandir, yang menjelaskan kebijakan penutupan sejumlah pabrik klinker semen di Tiongkok dengan alasan lingkungan membuat Semen Indonesia “kebanjiran” pesanan semen untuk di ekspor ke Tiongkok.
“Dulu kami tidak terlalu fokus pada ekspor karena lebih memprioritaskan kebutuhan dalam negeri. Tetapi karena pasar luar negeri dulu harganya tidak menarik, namun saat ini mulai prospektip lagi, maka hal ini diprediksi akan menjadi salah satu prospek penjualan Semen Indonesia,” ujar Adi.
Targetnya dengan ekspor hingga akhir 2018 sebesar 3 Juta ton, Semen Indonesia pastikan mampu mendapat pemasukan hingga Rp4,44 Trilliun. Memungkasi penjelasannya, Adi Munandir berucap: “Saat ini bukan hanya Tiongkok saja yang menjadi target kami. Tetapi juga mengekspor semen ke negara-negara lain seperti di Asia, Timur Tengah, bahkan juga Srilanka, Tahiti, Timor Leste, Tonga, Uni Emirat Arab, Yaman, Filipina, Australia, Austria, Maldives, India dan Bangladesh”.***AYU/Sub/Maritim