JAKARTA – MARITIM: Dukungan terhadap Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk menumbuhkan dan penguatan industri baja dalam negeri, terus mengalir. Dukungan tersebut seiring dengan langkah Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier, untuk menumbuhkan industri baja nasional.
Sekjen Poros Maritim Dunia (PMD) Nawacita, Rudi Maulana menyampaikan dukungan bangkitnya kapal kapal buatan dalam negeri, dengan cara menggunakan bahan produksi dalam negeri, di antaranya komoditi baja nasional.
“Sebagai negara maritim yang kuat, langkah ini perlu diapresiasi. Oleh karena itu penggunaan komponen baja nasional untuk industri kapal dalam negri memang sudah semestinya dilakukan oleh produsen kapal nasional,” ujarnya kepada wartawan pada Jumat (17/7/2020).
Terkait masih adanya komponen yang terpaksa masih harus di impor, imbuhnya, tetap harus dilakukan karena memang tidak diproduksi di dalam negeri namun importasinya harus dilakukan secara selektif untuk kebutuhan manufaktur dalam negeri.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier dalam diskusi yang tayang di YouTube Hipmi, Kamis (9/7/2020) menyampaikan bahwa impor baja tetap dilakukan secara selektif. Importasi itu lebih ditekankan terhadap produk baja yang belum tersedia di dalam negeri.
Di sisi lain, pemerintah akan mendorong transfer teknologi agar industri nasional bisa menciptakan produk baja yang saat ini masih bergantung impor, sehingga secara bertahap impor bisa diturunkan.
Mata Rantai
Sebagaimana diketahui, Industri galangan kapal merupakan salah satu mata rantai penting dalam industri maritim yang sangat mempengaruhi sistem logistik nasional.
Menurut Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Eddy Kurniawan Logam, ada empat upaya dalam proses transformasi galangan nasional.
Pertama, go digital yang dilakukan dengan membuat informasi dockspace semudah mencari kamar hotel pada platform booking online. Upaya go digital mencakup penyediaan informasi seperti lokasi, ketersediaan tempat, fasilitas, dan review.
Kedua, fast and smooth docking process. Selama ini, walaupun biaya docking di dalam negeri lebih murah dibandingkan negara tetangga, namun ada stigma bahwa waktu docking di dalam negeri cenderung lebih lama dibandingkan dengan galangan internasional.
Ketiga, conducive environment for maritime industry grow. Peran pemerintah sangat untuk menciptakan iklim yang kondusif. Industri maritim di Korea, Jepang, China, dan Vietnam bertumbuh pesat karena ada kebijakan pemerintah yang jelas dan bersifat jangka panjang.
Keempat, making maritime industry attractive to banks and financial sector. Saat ini rata-rata investasi galangan dilakukan secara bertahap oleh pemilik. Perlu perubahan paradigma bank agar dapat memberikan kredit jangka panjang dengan suku bunga yang lebih murah kepada galangan dan pelayaran untuk pembelian kapal baru buatan dalam negeri, serta pembiayaan docking atau reparasi. (Hbb)