JAKARTA — MARITIM: Ditengah perekonomian dunia yang penuh tantangan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan kinerja keuangan yang gemilang, dengan membukukan laba bersih sebesar Rp24,79 triliun sepanjang semester I-2022.
Dalam konperensi pers hasil kinerja Bank BRI semester I-2022, Rabu (27/7) Direktur Utama BRI, Sunarso mengaku, pencapaian kinerja BRI yang bagus ini tidak terlepas dari pulihnya perekonomian nasional, yang mendorong aktivitas pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), yang merupakan core busines BRI.
Dikatakan , secara portofolio kredit UmKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,24 persen you dari Rp826,85 triliun di akhir Maret 2021 menjadi Rp903,29 triliun di akhir Maret 2022.Hal ini menjadi pendorong total kredit perusahaan,yang meningkat sebesar 83,95 persen. “Secara rincian, penyalura. kredit segmen UMKM tercatat tumbuh positif,”tutur Sunarso, seraya menambahkan otomatis kredit sektor UMKM menjadi penopang utama segmen mikro yangtumbuh 13,55 persen, konsumer tumbuh 4,56 persen dan segmen kecil dan menengah tumbuh 3,96 persen .
Lebih jauh dikatakan, kualitas kredit yang membaik ini dipengaruhi oleh restrukturisasi kredit terdampak covid-19, yang mulai menurun. Dimana hingga akhir kuartal I-2022, tercatat restrukturisasi kredit terdampak covid-19 sebesar Rp144,27 triliun, turun Rp103,75 triliun bila dibandingkan dengan total akumulasi restrukrisasi yang mencapai Rp248,02 triliun.
Sunarso mengatakan, keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit diatas rata-rata industri perbankan nasional, ini tidak terlepas dari manajemen resiko yang baik. Hal ini tercermin dari rasio NPL BRI yang secara konsolidasian tercatat sebesar 3,09 persen pada akhir Maret 2022. “Angka ini tercatat menurun dibandingkan NPL pada periode yang sama tahun 2021 yakni sebesar 3,30 persen”, tegas Sunarso.
Pertumbuhan net profit ini ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga yang menjadi sebesar Rp 76,86 triliun. Pendapatan ini tumbuh 10 persen secara year on year dari Rp 69,95 triliun pada posisi Juni 2021. Sedangkan beban bunga turun 18 persen yoy dari Rp14,98 triliun menjadi Rp12,24 triliun. Sehingga pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) perseroan meningkat 18 persen menjadi Rp 64,61 triliun.
Bicara tentang ekspansi kredit menurut Sunarso, di semester I-2022 tumbuh 6 persen dari akhir tahun lalu sebesar Rp994,41 triliun menjadi Rp1.051 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi mencapai Rp1.136 triliun . Sedangkan kualitas aset perseroan, masih terjaga dimana rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BRI secara gros naik dari 3,27 persen pada Juni 2021 menjadi 3,32 persen pada Juni 2022. NPL net turun dari 0,93 persen ke 0,86 persen.
Adapun, loan to deposit ratio (LDR) meningkat menjadi sebesar 88,95 persrn dari 84,52 persen. Untuk margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) naik dari 7,02 persen menjadi 7,35 persen.(Rabiatun)