Tertinggal 30 Tahun, Ditutup Pelatihan Prosedur Pembuatan Kapal dan Manajemen Produksi Fase II 2022 di Kampuh Welding Indonesia

Penutupan Pelatihan Prosedur Pembuatan Kapal dan Manajemen Produksi Fase II tahun 2022 di Kampuh Welding Indonesia

SURABAYA-MARITIM : Pelatihan Prosedur Pembuatan Kapal dan Manajemen Produksi dalam rangka modernisasi industri perkapalan nasional, yang diikuti 20 peserta setingkat manajer dari 10 perusahaan galangan kapal anggota Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), resmi ditutup.

Penutupan pelatihan fase kedua tahun 2022 itu dilakukan Presiden Direktur Kampuh Welding Indonesia, Ir Moch Moenir, bersama tim pengajar dan para peserta, di Aula D Kampuh Academy, Jalan Raya Bringin 21, Sambikerep, Surabaya, Jawa Timur.

Read More

Saat memberikan sambutan penutupan pelatihan, Moenir mengatakan, pelatihan ini melibatkan anggota Iperindo. Sebagai langkah dan upaya untuk memodernisasi galangan kapal Indonesia, dimana kegiatan ini baru pertama kali diselenggarakan, merupakan kerja sama Kementerian Perindustrian (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri/BPSDMI dan Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika/ILMATE), Iperindo dan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Kabag Marketing PT DAK Tofan Rizkiana Barlian

“Pelatihan modernisasi galangan kapal ini pertama kali diadakan di Indonesia dan telah direncanakan sejak beberapa tahun lalu. Namun terkendala pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Di sisi lain, pelatihan ini untuk menyerap sebanyak mungkin ilmu dan teknologi yang kini tengah dipakai oleh kebanyakkan industri perkapalan Jepang. Terutama dalam pembuatan kapal dan manajemen produksi.

Karena, sambung Moenir, saat ini masih ada kesenjangan antara galangan kapal satu dengan galangan kapal lain. Yakni dalam hal kualitas produksi dan waktu pembuatan kapal.

“Tapi diharapkan, dengan adanya pelatihan ini, berbagai hambatan itu dapat teratasi. Bahkan, bisa ditingkatkan lagi manajemen produksi dan pembangunan kapalnya, sehingga mutu produksi kapal naik, lebih cepat jadwal pengerjaannya dan lebih murah biayanya,” ujarnya.

Ditambahkan, pelatihan ini juga untuk mendorong semakin kecilnya kesenjangan antara satu galangan kapal dengan galangan kapal lainnya, sehingga kualitas dan manajemen produksi antar industri galangan kapal tidak berbeda jauh.

Tertinggal 30 tahun

Sementara itu, sebelum acara penutupan pelatihan, tabloidmaritim.com berkesempatan mewawancarai 3 peserta. Tujuannya untuk mengetahui dari dekat sejauh mana kesan dan pesan mereka selama mengikuti pelatihan.

Dikatakan, bahwa pelatihan selama di Kampuh Welding Indonesia sangat banyak ilmu dan teknologi baru yang selama ini belum pernah diketahui mereka, sehingga banyak teknologi dalam pembuatan kapal dan manajemen produksi tidak diterapkan oleh kebanyakkan galangan kapal konvensional tempat mereka bekerja.

“Secara keseluruhan, kesan saya mengikuti pelatihan ini terasa benar, bahwa teknologi yang diterapkan pada galangan kapal kita sangat tertinggal jauh dibandingkan galangan kapal di Jepang. Bahkan, ketertinggalan teknologi pada pembuatan kapal dan manajemen produksi tersebut sampai 30 tahun,” ungkap Kabag Marketing PT Dok dan Perkapalan Air Kantung (DAK), Tofan Rizkiana Barlian.

Nada serupa juga diaamiinkan oleh Project Manager PT Orela Shipyard, Aris Kustiawan dan Kepala Departemen Proyek galangan kapal PT Yasa Wahana Tirta Samudera, Herdhita Agus Retnanto.

Kepala Departemen Proyek PT YWTS Herdhita Agus Retnanto (kiri) dan Project Manager PT Orela Shipyard Aris Kustiawan (kanan)

Menurut Aris, kesan untuk pelatihan ini sangat luar biasa, karena banyak teknologi yang tidak terbayangkan sebelumnya. Ada metode dan sistem yang sangat perlu diperhatikan, dimana di Jepang sangat diperhatikan segi produktivitas dan kualitas. Sementara pada galangan kapal lokal tidak diperhatikan sama sekali hal tersebut.

“Contohnya dalam detail-detail proses fabrikasi, pemotongan plat dan blok itu sudah dibuatkan dalam bentuk 3D. Banyak sekali ilmu yang bertambah, setelah saya mengikuti pelatihan ini, sehingga waktunya bisa ditambah lagi pada waktu mendatang,” ujarnya.

Sedangkan Herdhita menilai, dengan adanya pelatihan ini, mindset-nya terbuka hingga 180°. Karena adanya perbedaan penerapan teknologi yang ada di galangan kapal di Indonesia dengan di Jepang.

Namun ketiga peserta ini sepakat mengusulkan ke depan hendaknya bahasa penyampaian kepada peserta pelatihan jangan lagi memakai google voice agar. Atau materi yang diberikan sebelumnya sudah diubah ke dalam bahasa Indonesia atau dalam bentuk power point. Sehingga peserta bisa kembali membuka materinya ketika di kantor atau saat di rumah.

Disarankan pula perlu ada seorang atau lebih penerjemah, yang mampu menerjemahkan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia.

Pembuatan kapal efisien

Sebanyak 10 perusahaan galangan kapal anggota Iperindo masing-masing mengirimkan 2 peserta yang ada di wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Timur dengan waktu pelaksanaan pelatihan di Gedung PIDI 4.0 BPSDMI Kemenperin di Jakarta dan di Surabaya.

Peserta yang telah menyelesaikan pelatihan nantinya dapat menjadi embrio saat melakukan pengembangan pada galangan kapal masing-masing. Sehingga pembuatan kapal dan manajemen produksi pada industri perkapalan nasional semakin lebih baik lagi, semakin bisa lebih cepat, dan juga bisa bersaing di tingkat lokal maupun internasional.

Kerja sama ini tidak sekadar pelatihan SDM saja, tapi juga teknologinya, termasuk dilakukan studi banding pada galangan di Jepang. Untuk mengetahui bagaimana cara mereka melakukan produksi secara efisien dan berkualitas.

Program utama dari pelatihan ini, adalah memperkenalkan prosedur pembuatan kapal yang efisien dan metode manajemen produksi galangan kapal di Indonesia. Pelaksanaan dimulai pada 2022 hingga berakhir tahun 2024 meliputi 5 tahapan program pelatihan serta 1 program pelatihan di Jepang. (Muhammad Raya)

Related posts