JAKARTA-MARITIM : Mudik ke kampung halaman saat menjelang hari raya Idul Fitri bagi sebagian besar masyarakat Indonesia telah menjadi salah satu tradisi. Salah satu moda transportasi favorit yang dipilih adalah melalui kapal laut.
Perjalanan mudik terasa aman dan nyaman dengan angkutan laut perlu beberapa tips yang harus diperhatikan bagi pemudik dan pengelolanya.
Menurut Pengamat Maritim dari Ikatan Keluarga Besar Alumni Lemhannas Strategic Center (ISC), Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, perjalanan dengan transportasi laut pasti berbeda dengan darat maupun udara.
“Persiapkan tiket untuk pergi dan pulang sesuai jadwal yang telah ditentukan. Foto fisik tiket sekiranya diperlukan dan simpan di tempat yang mudah dijangkau dan tidak hilang. Sebab tiket sebagai alat bukti yang sah bagi penumpang ketika hendak menaiki kapal dan sebagai bukti untuk klaim asuransi ketika sesuatu hal yang tidak diinginkan menimpa kapal,” katanya, dalam keterangan pers, di Jakarta, Kamis (20/4).
Perjalanan melalui laut bisa terjadi berjam-jam bahkan berhari-hari, karena itu perlu persiapkan fisik dan kesehatan yang baik bagi para penumpang. Jika Anda merasa mabuk laut perlu siap obat. Selain itu usahakan Anda makan secukupnya sebelum naik kapal. Sebab, perut yang kosong akan lebih mudah memicu rasa mual dan berakibat ingin muntah.
Tips lain, menurut Capt. Hakeng, membawa barang seperlunya saja. Karena kapal saat mudik biasanya akan penuh oleh penumpang. Hindari membawa barang berlebihan, misalnya Anda membawa barang hingga beberapa tas atau kardus. Bawaan berlebihan akan menyulitkan untuk dibawa masuk ke kapal atau akan merepotkan saat menyimpan dan akan lebih menguras tenaga Anda.
Saran lain, ungkap Capt. Hakeng, membawa obat pusing atau demam, diare dan lain-lain. Hal ini perlu untuk antisipasi dan disimpan atau dipisahkan di tempat yang mudah dijangkau. Sehingga Anda tidak perlu kerepotan saat mencarinya. Kemudian pilih tempat duduk yang nyaman selama di kapal.
“Jika Anda mudah mual, agar mencari tempat duduk di tengah kapal, untuk menghindari guncangan kapal saat melewati ombak. Nikmati saja alunan ombak tersebut, jangan di lawan, karena justru akan lebih membuat kita cepat mabuk laut. Anggap saja sedang main ayunan saat kapal sedang mengalun karena ombak,” katanya.
Hal lain, sambung pendiri Perkumpulan Ahli Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia (AKKMI) ini, adalah para penumpang kapal laut tidak berada di dek kapal yang diperuntukan sebagai area penampungan kendaraan.
“Para penumpang kapal laut jangan tinggal atau duduk di dalam kendaraan pribadi atau umum yang ada di dek. Ini berbahaya untuk keselamatan diri sendiri. Sebab guncangan akibat gelombang akan lebih terasa besar dan kendaraan yang di parkir di area tersebut dapat bergoyang bahkan bergerak/bergeser. Sehingga berpotensi sangat besar Anda terjepit,” urainya.
Capt. Hakeng mengingatkan pula, karena perjalanan kapal laut dapat berjam-jam dan berhari-hari, maka disarankan membawa makanan dan minuman yang tahan lama. Misalnya, makanan kering dan bergizi serta mudah disimpan. Cara ini selain hemat biaya dan waktu juga sehat bagi Anda. Lalu tidak membawa makanan berkuah atau bersantan dan siapkan air mineral yang cukup selama perjalanan.
Yang terpenting lagi, para penumpang kapal untuk tidak membuang sampah bekas bungkus makanan atau minuman ke laut. Buanglah sampah di tempat yang sudah disediakan. Karena laut bukanlah tempat sampah.
“Penumpang disarankan agar hanya merokok di area yang sudah ditentukan. Jangan pula membuang puntung rokok yang masih menyala ke dalam tempat sampah. Sebab puntung rokok yang menyala dapat memicu terjadinya kebakaran,” jelasnya.
Terkait panduan keselamatan kapal, ujar Capt Hakeng, hendaknya dipelajari. Perhatikan di mana letak jalur evakuasi, cara memakai jaket pelampung, jangan abaikan penjelasan dari awak kapal terkait keselamatan diri saat terjadi situasi darurat.
“Selamat menikmati libur panjang hari raya Idul Fitri 1444 H dan selamat berkumpul bersama keluarga serta kembali ke tempat bekerja dengan selamat,” tutupnya. (Muhammad Raya)