JAKARTA-MARITIM : Sejak dahulu, perairan Indonesia menjadi salah satu jalur perdagangan yang masif digunakan oleh masyarakat lokal maupun internasional. Terlebih lagi untuk masyarakat Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
Menurut Head of People Operation dari Profesea, Ema Krisnaningtias, saat ini sebanyak 90% dari volume perdagangan dunia seperti hasil bumi, bahan makanan, alat elektronik, dan otomotif dikirim dengan menggunakan kapal.
“Melihat fakta tersebut, tentunya akan banyak dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) kemaritiman untuk memenuhi kebutuhan segala proses yang terjadi dalam industri kemaritiman di Indonesia. Apalagi, berdasarkan data Maritime Fairtrade, sekitar 12 juta pekerja profesional maritim dan 1,2 juta pelaut di Indonesia yang ekspektasinya akan berkontribusi untuk 12.5% GDP Indonesia di masa depan,” ungkap Ema, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (27/10).
Namun, kini kondisinya masih disayangkan di lapangan. Seperti yang diutarakan oleh Head of Business Growth dari Profesea, Bianca Miraprilia, masih banyak SDM kemaritiman dalam negeri yang terkendala untuk ikut berkontribusi menjadi profesional maritim maupun pelaut. Hal itu bisa terlihat dari masalah keterbatasan informasi, keterbatasan kandidat dan formasi kerja yang cocok, proses rekrutmen yang bertele-tele, hingga ketergantungan terhadap broker.
“Selain keterbatasan informasi, banyak pencari kerja juga dimanfaatkan, bahkan ditipu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena hingga saat ini, para pelaut di Indonesia belum memiliki sebuah wadah resmi untuk memperoleh informasi terkini mengenai peluang pekerjaan tanpa ketergantungan pada orang dalam. Meskipun industri maritim di Indonesia berkembang pesat, belum ada platform komprehensif yang memenuhi kebutuhan komunitas maritim secara lengkap,” tutur Bianca.
Ema menambahkan, bahwa hal ini dapat mengakibatkan sebagian besar pelaut lokal merasa terpinggirkan dan kesulitan memperoleh informasi penting yang dapat mempengaruhi karier mereka.
Menghadapi berbagai kendala dan tantangan-tantangan tersebut, Profesea hadir dengan menyediakan sebuah platform komunitas yang memungkinkan para pelaut untuk terhubung, berdiskusi, dan memperoleh berbagi informasi relevan.
Ini akan menjadi langkah besar dalam meningkatkan kesejahteraan dan peluang dalam industri maritim di Indonesia ke depannya. Mengingat pada 2045, Indonesia Emas akan genap berusia 100 tahun, satu abad momentum bersejarah yang tidak bisa dibiarkan lewat begitu saja. (Muhammad Raya)