Jakarta, Maritim : PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IDX: IPCM) menerima kunjungan dari IPMI Business School pada Selasa (14/5) di Jakarta. Kegiatan ini berkolaborasi dengan PT Pelabuhan Indonesia Investama (PII) dan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) dengan mengenalkan profil emiten kepada para alumni IPMI International Business School. Kegiatan yang mengusung tema “Exploring and Understanding Port Logistic Car Terminal & Marine Services” ini mengupas sekaligus berdiskusi mengenai bisnis masing-masing emiten.
Diawali dengan paparan bisnis masing-masing perseroan, Shanti Puruhita, Direktur Utama merangkap Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis memperkenalkan kepada para potensial investor terkait bisnis jasa pemanduan dan penundaan, armada Kapal Tunda, Motor Pandu dan Kapal Kepil serta peran perseroan dalam mendukung lancarnya arus logistik pada objek vital nasional yaitu pelabuhan.
Selanjutnya Reini Delfianti, Direktur Keuangan dan SDM turut memaparkan terkait dengan kinerja keuangan perseroan. Lebih lanjut, Reini juga menyampaikan dari sisi keuangan melalui adanya tren pertumbuhan CAGR dan historikal dividen yang menarik, diharapkan dapat menjadi angin segar bagi para investor maupun potensial investor untuk investasi pada saham IPCM.
Pada kesempatan tersebut, turut melengkapi diskusi yang tersebut hadir yaitu Direktur PT Pelindo Investama, Ikhwanoel; Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi; Direktur Keuangan dan SDM IPCC, Wing Megantoro; serta Kepala Divisi Retail Sales & Contribution PT Mandiri Sekuritas, Yulius Kurniawan; dan Perwakilan Alumni IPMI, Abiprayadi Riyanto.
“Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan RI secara resmi memberikan Pelimpahan kepada IPCM sebagai Badan Usaha Pelabuhan (BUP) PT Jasa Armada Indonesia Tbk untuk Melaksanakan Pelayanan Jasa Pemanduan dan Penundaan Kapal di wilayah Perairan Pulau Obimayor – Pantai Barat pada Wilayah Perairan Pandu Luar Biasa Pelabuhan Laiwui Provisi Maluku Utara. Disini berdiri pabrik nikel sulfat yang merupakan bahan utama penyusun precursor katoda baterai kendaraan listrik. Pabrik nikel sulfat ini adalah yang pertama di Indonesia sekaligus menjadi yang terbesar di dunia” kata Shanti.
Pada Maret 2024 IPCM mengumumkan laporan keuangan auditan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023. Melanjutkan kinerja yang baik sebelumnya, IPCM mencatatkan laba bersih sebesar Rp 157,6 miliar meningkat 4,6% dari tahun lalu yang sebesar Rp 150,6 miliar. Pendapatan pada 2023 naik 16,1% dari Rp 980 miliar menjadi Rp 1,1 triliun dengan kontributor utama pada segmen jasa pelabuhan umum sebesar Rp 525 miliar atau 46,1% dari total pendapatan, naik 4,2% dari Rp 504 miliar secara Yoy. Kontributor pendapatan lainnya adalah jasa Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) sebesar Rp 191 miliar yang memberikan kontribusi 16,8% dan Terminal Khusus (Tersus) sebesar Rp 343 miliar yang memberikan kontribusi 30,1%, diikuti jasa pengelolaan kapal dan jasa marine lainnya yang masing-masing berkontribusi senilai Rp 31,5 miliar dan Rp 46 miliar. **Hbb