BEKASI-MARITIM : PT Logamindo Sarimulia bergerak di bidang jasa pengecoran besi dan baja yang berdiri sejak tahun 1991 dan telah tersertifikasi Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Perusahaan ini berlokasi di Jalan Muncul No 19, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia.
Ini merupakan satu perusahaan manufaktur di bidang pengecoran besi dan baja, yang berorientasi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen demi mencapai kepuasan yang maksimal.
Memproduksi besi cor dan baja cor dengan berat 0,5 kilogram hingga 2000 kilogram (per barang) berkapasitas total 100 ton per bulan. Selain itu, memproduksi juga barang untuk berbagai macam industri seperti perusahaan konstruksi, minyak dan gas, pabrik semen dan pabrik gula. Pabrik kertas, suku cadang otomotif, alat-alat pertanian, suku cadang pertambangan, suku cadang kapal, dan lain sebagainya.
Dengan service knowledge, pihaknya di item cor berbasis ferrous, di antaranya FC (Cast Iron), FCD (Ductile Iron), SC (Steel Cast), MnSt (Mangan Steel), Low Alloy Steel dan lain-lain.
Lebih dari 50 orang tenaga kerja kompeten dan berpengalaman mengabdi dalam bidangnya. Apalagi, ditunjang dengan teknologi dan dilengkapi dengan mesin spektro, sand laboratorium, CE Meter, dan lain sebagainya. Untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standard kualitas yang baik.
Demikian juga halnya dalam pembuatan komponen kapal. PT Logamindo Sarimulia menilai bahwa dengan adanya sosialisasi “Tata Cara Sertifikasi Produk Komponen Kapal”, yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan melibatkan PT BKI dan Perkumpulan Industri Komponen Kapal Indonesia (PIKKI), adalah sangat baik dan banyak manfaatnya. Apalagi, perusahaan ini termasuk salah satu dari anggota PIKKI, kemudian ditambah beberapa tahun ini sempat vakum dan tidak ada kegiatan terkait sosialisasi sertifikasi komponen kapal.
“Kami menyambut baik adanya sosialisasi ‘Tata Cara Sertifikasi Komponen Kapal”, yang diselenggarakan oleh Kemenperin dengan melibatkan PT BKI dan anggota PIKKI. Karena kegiatan seperti ini sudah lama tidak diadakan lagi dengan kondisi pandemi Covid-19 dan hal-hal lainnya,” kata Direktur PT Logamindo Sarimulia, David Kasijanto, didampingi oleh Executive Director Serata Engineering, Hardi P Halim, dalam perbincangan khusus dengan tabloidmaritim.com, usai sosialisasi “Tata Cara Sertifikasi Komponen Kapal”, di Hotel Santika Premiere, Kota Bekasi, Jawa Barat, baru-baru ini.
Menurutnya, dengan adanya sosialisasi ini adalah suatu momen bagi para anggota PIKKI untuk bangkit kembali, setelah pasca pandemi Cavid-19. Namun begitu, kegiatan sosialisasi seperti ini bagi PIKKI bukanlah untuk yang pertama kalinya, karena sebelumnya sudah juga pernah dilakukan oleh PIKKI pada 2019.
“Bahkan, kami juga sudah melakukan pelatihan-pelatihan dan membuat beberapa valve dan lain sebagainya di tempat workshop pada waktu itu, namun vakum setelahnya. Nah, sekarang inilah momen bagi kita untuk meneruskan kegiatan tersebut kembali setelah sebelumnya sempat terbengkalai,” ucapnya, yang menyebutkan perseroannya telah mengantongi sertifikasi BKI untuk kategori perusahaan, yang akan habis masa berlakunya pada 15 Desember 2024 mendatang.
David mengusulkan, apabila kegiatan seperti ini sudah rutin berjalan, lalu timbul situasi force major di tengah jalan, maka hendaknya perlu ada media untuk komunikasi. Sehingga, jika ada kendala yang bersifat force major tersebut, komunikasi tetap berjalan walaupun tak perlu dengan tatap muka.
Sejauh ini, PT Logamindo Sarimulia telah mengajukan berbagai sertifikasi ke PT BKI dan Kemenperin untuk mendapatkan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Saya mengajak kepada temen-temen dan anggota PIKKI agar hendaknya jangan segan-segan untuk mengurus sertifikasi. Karena kita sudah mendapatkan support dari Kemenperin dan PIKKI. Kalau tahun 2019 itu harus kita akui memang vakum karena kondisinya tengah pandemi Covid-19,” jelasnya.
David mengaku, saat ini perusahaannya rutin mengerjakan untuk pembuatan part-part kapal pesanan dari galangan Surabaya, Samarinda dan Batam. Kapal-kapal tersebut berjenis tugboat untuk angkutan batu bara dan nikel. Kemudian pihaknya juga tengah mensuplai komponen bagi kapal Pusri yang lagi repair di galangan PT Dock Koja Bahari, Jakarta.
Ditingkatkan lagi
PT Serata Makmur Raya (Serata Group), adalah perusahaan trading dan manufaktur sejak 2014 dan berdomisili di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sehari-hari bergerak pada bidang usaha marine supplier dan F&B food service.
Strata Engineering memulai perjalanannya dari industri pembuatan kapal dan menyadari bahwa pembuatan kapal lokal ditantang untuk mendapatkan pasokan laut dari sumber yang terpercaya.
Oleh karena itu, pada 2014 berdirilah Serata Engineering yang berbasis di Surabaya dan Samarinda untuk memperdagangkan dan mendistribusikan pasokan laut mulai dari mesin aux, sistem propulsi dan pompa. Kini, perusahaan menjadi salah satu pemasok utama bagi sebagian besar galangan kapal, jalur pelayaran dan lepas pantai untuk pengadaan kebutuhan mereka.
Tercatat, Serata Engineering adalah sebagai anggota PIKKI, telah mengantongi sertifikasi ISO 9001:2005 dari UKAS dan klasifikasi dari BKI. Perusahaan ini berkantor di Ruko Rich Palace R-16/18, Jalan Mayjen Sungkono 151, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
Executive Director Serata Engineering, Hardi P Halim, saat ditemui tabloidmaritim.com usia sosialisasi “Tata Cara Sertifikasi Komponen Kapal”, yang diselenggarakan oleh Kemenperin dengan menggandeng PT BKI dan anggota PIKKI, mengatakan sebagai anggota baru PIKKI, yang baru bergabung sejak tahun lalu, pihaknya melihat bahwa sosialisasi ini sangat bagus untuk meningkatkan peluang bagi tumbuh dan berkembangnya komponen kapal di Indonesia. Terutama untuk peluang komponen kapal di dalam negeri.
“Karena setahu saya melihat tahun-tahun sebelumnya sosialisasi dan supportnya agak kurang. Ini adalah momen yang sangat bagus untuk ke depannya,” ungkap Hardi, yang mana perusahaannya tengah mengerjakan pesanan tugboat dan mesin genset kapal, yang telah dikerjakan sejak lama.
Saat ini, Serata Engineering telah mengantongi sertifikasi BKI untuk komponen propeler, genset dan lain sebagainya.
“Harapan saya, sosialisasi seperti ini dapat ditingkatkan dan sesering mungkin lagi atau dua hingga tiga kali dalam setahun. Kemudian juga dapat melibatkan pihak pemerintah lain, seperti bank pemerinth dan bank BUMN. Kalau melibatkan pihak bank swasta, mereka mau cepat-cepat, sedangkan industri perkapalan itu prosesya lama,” urai Hardi, saat ini pihaknya tengah mengerjakan berbagai pesanan tugboat dan phinisi dari pihak lokal dari Samarinda dan Makassar. (Muhammad Raya)