JAKARTA – MARITIM : Kemenperin terus berkomitmen mengembangkan industri petrokimia dalam negeri agar semakin berdaya saing di kancah global. Salah satu melalui penyiapan SDM industri yang kompeten sesuai kebutuhan dunia kerja saat ini.
“Untuk itu, pemerintah bertekad mendorong penumbuhan industri petrokimia melalui peningkatkan investasi. Sehingga dapat mensubstitusi produk impor dan memacu nilai ekspor. Upaya pertama yang perlu dilakukan adalah penyiapan para tenaga kerja industri yang kompeten agar lebih produktif dan inovatif,” kata Sekjen Kemenperin, Haris Munandar, saat acara penyerahan tanah hibah dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) ke Kemenperin di depan Notaris di Jakarta, Senin (27/5).
Menurutnya, nantinya pembangunan Politeknik Industri Petrokimia ini akan berdiri di atas lahan seluas dua hektare, yang telah dihibahkan PT CAP di Serang, Banten. Politeknik juga akan dilengkapi tempat workshop dan laboratorium serta teaching factory dengan mesin dan peralatan yang sesuai kondisi di Industri.
Politeknik ini merupakan milik bersama demi kemajuan industri petrokimia di Indonesia. Penyelenggaraan politeknik ini harus dilakukan secara bersama-sama antara Kemenperin dengan industri, mulai dari penyusunan kurikulum, rekrutmen calon mahasiswa, penyelenggaraan pendidikan, praktik kerja di Industri hingga penempatan kerja lulusan pada perusahaan industri.
Tiga program studi jenjang D3 yang akan dijalankan, sesuai kompetensi yang dibutuhkan saat ini, yakni teknologi proses industri petrokimia, teknologi mesin industri petrokimia dan teknologi instrumentasi industri petrokimia.
Dengan begitu, tambahnya, pada saat praktik kerja di Industri, mahasiswa telah memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dan lulusan yang dihasilkan juga benar-benar siap kerja.
Di tempat sama, Vice President of Corporate Relations PT CAP, Suhat Miyarso, mengatakan, kebutuhan tenaga kerja di sektor industri petrokimia sangat besar. Kebutuhan pekerja di sektor hulu dan menengah saja sekitar 10 ribu orang. Yang sebagian besar untuk tenaga operator setingkat D-3 berkompeten.
Kalau dari S1, katanya, sudah banyak. Tapi untuk D-3 masih sulit. Apalagi ada rencana ekspansi pabrik.
Lulusan dari politeknik ini nantinya dapat langsung berkerja di industri petrokimia yang ada di Kota Cilegon.
“Kami saat ini butuh 50-100 tenaga D-3 Petrokimia seiring dengan rencana perluasan usaha. Persoalannya tenaga D-3 yang khusus di bidang tersebut sangat sedikit jumlahnya,” ujarnya. (M Raya Tuah)