JAKARTA–MARITIM : Pemerintah membutuhkan kolaborasi dengan kalangan akademisi, dalam hal pengembangan lanjutan program Tol Laut. Tentunya kolaborasi yang dapat memberikan masukan berkelanjutan dan bermanfaat, untuk pengembangan program ke depan.
Sebaliknya kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi,sebagai keynote speech Bedah Buku Tol Laut, Senin (21/9), Pemerintah juga memiliki misi untuk turut memberikan edukasi mengenai kekuatan laut Indonesia, dan bagaimana distribusi logistik kepada kalangan perguruan tinggi.
Buku ini merupakan karya akademis Kementerian Perhubungan (Direktorat Jenderal Perhubungan Laut) bersama para peneliti dan akademisi Perguruan Tinggi di Indonesia.
Buku yang diluncurkan dalam rangkaian peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2020, Kementerian Perhubungan meluncurkan penerbitan dan bedah buku “Tol Laut Konektivitas Visi Poros Maritim Indonesia” secara virtual di Jakarta, Senin (21/9). Ini bukan hanya menjadi referensi para stakeholders Tol Laut, namun juga buku yang layak menjadi materi akademis bagi para siswa kelautan maupun disiplin ilmu lainnya.
Buku ini memuat secara terstruktur mengenai program Tol Laut, dimulai dari filosofi program Tol Laut yang mengulas dari sisi sejarah, kapal dan jaringan trayek, pelabuhan dan fasilitasnya, sistem manajemen logistik dan digitalisasi Tol Laut, serta kisah sukses program tol laut.
Menhub Budi Karya mengatakan, Indonesia memiliki sejarah panjang dengan kekuatan maritim yang berjaya pada zamannya.“Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan hamparan laut seluas 6,4 juta kilometer atau 77 persen dari total wilayahnya. Perairan nusantara ini bahkan lebih luas dari daratan Asia Barat, yang di atasnya ada 19 negara. Kekuatan maritim Indonesia ini sudah dikenal sejak dulu dan sudah seharusnya kita memaksimalkan potensi yang ada dengan terobosan baru untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang kuat, bermartabat dan berdaulat, sebagaimana konsep Archipelagic State (Negara Kepulauan),” lanjut Menhub.
Program Tol Laut diluncurkan tahun 2015 sebagai salah satu program unggulan pemerintah berupa program pengangkutan logistik kelautan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan di nusantara untuk mengurangi disparitas harga antar wilayah, antar pulau, antar daerah serta memangkas biaya logistik yang mahal.
Untuk mewujudkan tujuan ini dibutuhkan sinergi para stakeholders, khususnya antara kementerian dan lembaga, pemerintah pusat dan daerah, dan juga para pelaku usaha dan operator prasarana dan sarana transportasi laut. Seiring dengan kebutuhan masyarakat, Program Tol Laut terus mengalami peningkatan dan pengembangan seperti trayek yang bertambah, jumlah muatan yang makin meningkat, maupun kapasitas kapal yang makin besar.
“Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan terus bersinergi dan bekerja sama dengan seluruh stakeholders perhubungan termasuk para operator pelabuhan untuk menetapkan langkah agar implementasi program tersebut mencapai hasil dan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat salah satunya diwujudkan dengan mensinergikan tahapan pada Sistem Perencanaan Nasional (Sistranas) dan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) dengan melakukan berbagai inovasi agar tujuan utama Tol Laut dapat segera terwujud,” lanjut Menhub.
Lebih lanjut dikatakan, melalui program Tol Laut ini diharapkan dapat terjadi keseimbangan perdagangan antara wilayah barat dan timur sehingga diperlukan jaringan kapal, rute pelayaran, fasilitas pelabuhan yang memadai, konektivitas antar moda yang baik dan transparansi biaya logistik di setiap lini kegiatan pergerakan barang.
Diakhir sambutannya, Menhub mengapresiasi kepada para Tim Penyusun Buku Tol Laut yang telah menghadirkan sebuah karya akademis untuk dapat dipelajari dan diaplikasikan dalam mengembangkan dunia maritim Indonesia.
“Walaupun dalam suasana pandemi Covid–19 yang melanda dunia dan Negara ini, kita dapat mampu mengembangkan komoditi daerahnya masing-masing, yang menjadi andalan sebagai muatan balik pada kapal-kapal Tol Laut yang beroperasi dari seluruh perairan Indonesia. Saya juga mengapresiasi semua komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan Tol Laut, baik sebagai regulator, operator dan stakeholders, bahkan Pemerintah Daerah dan masyarakatnya,”tutup Menhub.
Turut hadir sebagai narasumber pada webinar bedah buku Tol Laut yaitu Dirjen Perhubungan Laut, Agus H. Purnomo; Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI. Yudho Margono; Sekretaris Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Johni Marta; Bupati Pulau Morotai Maluku Utara, Benny Laos; Rektor ITS, Raja Oloan Saut Gurning.
Sebagai penanggap ahli yaitu Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Hj. Nurhayati; Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto; Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tj. Priok Capt. Wisnu Handoko; Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia, Toto Dirgantoro. Bedah buku ini dimoderatori oleh Frisca Clarissa. (Rabiatun)