JAKARTA-MARITIM : Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut terdapat enam kelebihan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan. Baleid ini ditetapkan pada 2 Februari 2021 dan merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja.
“Pertama, dalam pemanfaatan ruang laut diatur kewajiban untuk melindungi sumber daya kelautan dan perikanan seperti tidak merusak terumbu karang sehingga sumber daya kelautan dan perikanan dapat tetap terjaga dan berkelanjutan,” ujar Menteri Trenggono saat membuka dialog interaktif dalam rangka men-sosiasilasikan PP 27/2021 di Kantor KKP, Rabu (3/3).
Kelebihan kedua masih menyoal penataan ruang laut, kata Menteri Trenggono, dengan adanya PP ini akan terwujud keterpaduan, keserasian, dan keselarasan tata ruang darat dan laut. Lalu melebihi ketiga mencapai sektor perikanan tangkap. Penetapan PP 27/2021 membuat berbagai perizinan yang terkait dengan perikanan yang selama ini terkenal di berbagai kementerian dan instansi, kini berada dalam satu pintu di KKP saja. Reformasi perizinan sesuai dengan amanah Preisden Joko Widodo yang membantu masyarakat yang ingin berusaha dan mempercepat transformasi ekonomi, bidang kelautan dan perikanan.
Kelebihan selanjutnya masih di sektor tangkap, di mana PP 27/2021 mengakomodir jaminan sosial bagi anak buah kapal (ABK) perikanan. Pemilik kapal perikanan, operator kapal perikanan, agen awak kapal perikanan, atau nakhoda harus memberi jaminan sosial terhadap ABK. Meliputi jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan kehilangan pekerjaan.
Kemudian kelebihan kelebihan terkait dengan komoditas komoditas dan komoditas pergaraman, khususnya yang digunakan sebagai bahan baku dan bahan penolong industri. Penyusunan distribusi alokasi impor perikanan kini menggunakan neraca komoditas perikanan dan pergaraman yang disusun oleh Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kemudian disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Dengan demikian, penyerapan garam produksi dalam negeri bisa lebih maksimal.
Selanjutnya kelebihan keenam di sektor pengawasan dan peraturan. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2021 telah terjadi perubahan paradigma luar biasa dalam penegakan hukum di bidang kelautan dan perikanan. Pengawasan dan sanksi yang selama ini berorientasi pada pemidanaan, kini akan menggunakan dan mengedepankan administrasi administratif.
“Pendekatan pembinaan terhadap pelaku kejahatan, terutama yang tidak mengungkapkan niat jahat (mens rea) merupakan upaya agar pemidanaan kembali pada khittahnya sebagai ultimum remedium dan hanya diterapkan sebagai upaya terakhir dalam penegakan hukum,” Menteri Trenggono.
Menteri Trenggono optimis, penetapan PP 27/2021, sektor kelautan dan perikanan akan mendukung pemulihan ekonomi nasional yang tidak terpengaruh oleh pandemi Covid-19. Sebab baleid ini merupakan solusi dari tumpang tindih regulasi yang menghambat investasi, khususnya di bidang kelautan dan perikanan.
Sosialisasi berupa dialog interaktif mengupas isi PP 27 Tahun 2021 ini dihadiri sejumlah perwakilan lembaga pemerintah pusat maupun daerah, akademisi, pengurus, dan pemangku kepentingan sektor kelautan dan perikanan lainnya. Kegiatan sosialisasi ini mendapat apresiasi dari sejumlah pihak.
“(Sosialisasi) yang besar dan formal seperti ini baru KKP (yang menggelar). Jadi dua jempol untuk KKP,” ujar Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Elen Setiadi.
Pujian juga datang dari Dekan Fakultas Perikanan Universitas Padjadjaran Yudi Nurul Ihsan. Menurutnya, KKP sigap dan bergerak cepat dalam menindaklanjuti UU Cipta Kerja yang disahkan sejak 5 Oktober 2020 tersebut.
“Saya setuju dengan teman-teman lain, kita perlu apresiasi KKP. Karena menjadi salah satu kementerian yang dengan sigap untuk menindaklanjuti UU Ciptaker yang sudah ditetapkan. Ini apresiasi kami dari kelompok akademisi,” akunya. (Muhammad Raya)