MUNGKIN agak berlebihan kalau dikatakan Pemprov dan masyarakat Jawa Timur paling “ngebet” menunggu tuntasnya realisasi pembangunan jalan Pantai Selatan (Pansela). Keinginan memiliki infrasruktur jalan yang digadang-gadang menjadi sarana mengimbangi petumbuhan ekonomi kawasan Pantura Jatim, jadi pemicunya. Fenomena bahwa rencana pembangunannya telah diawali lebih dari 20 tahun silam dan dikawal tiga masa penugasan Gubernur juga jadi pendorong. Tingkat kesulitan teknis serta biaya membangunnya, juga lebih berat dibanding Provinsi Jateng yang sudah punya jalur jalan tradisional sejak 300 tahun silam, yang dibangun masa Perang Diponegoro, menghubungkan Pracimantoro (lewat DIY) hingga ke Wanaraja di perbatasan Jabar. Jalur Pansela Jatim menghubungkan delapan kabupaten: Banyuwangi (106 Km), Jember (83,5 Km),Lumajang (64,5 Km), Malang (137 Km), Blitar (64,2 Km), Tulungagung (55,1 Km), Trenggalek(75,7 Km) dan Pacitan (87 Km).
Mensikapi hal itu, Ketut Dharmawahana Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII mengatakan: “Pembangunan infrastruktur dibangun terpadu dengan pengembangan kawasan produktif di Pansela, seperti kawasan pemerintah, pertanian, dan maritim, progres fisiknya telah mencapai 70% atau 456 km dari total panjang 676 km. Saat ini Kementerian PUPR tengah lakukan perbaikan desain geometri karena kontur lahan yang dilalui berliku dan curam. Sisa pembangunan sepanjang 220 km dan jembatan sepanjang 8.300 meter yang tersebar di Jawa Timur membutuhkan anggaran sebesar Rp 6 triliun. Biaya cenderung bertambah, dulu dibutuhkan biaya RP 7 triliun, ketika dihitung sekarang ternyata dibutuhkan hampir Rp 15 triliun”.
Pembangunan jalan Pansela di Jawa Timur ini selain didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga dana dari IDB. Saat ini pihaknya tengah menunggu kucuran dana IDB senilai Rp2 triliun. Ujarnya: “Untuk tahap pertama sudah cair Rp200 miliar, saat ini kami tengah tunggu fase kedua Rp2 triliun. Kalau dana tersedia, penyelesaian pembangunan akan cepat”.
Selain terus menambah panjang jalan tol baru, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini tengah menyelesaikan pembangunan jalan lintas pantai selatan (Pansela) Jawa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Selatan Jawa. Basuki Hadimuljono Menteri PUPR menyatakan, pembangunan Jalan Pansela ini merupakan salah satu prioritas dalam peningkatan konektivitas antar wilayah.
Panjang jalan Pansela secara keseluruhan mulai dari Provinsi Banten hingga Jawa Timur adalah 1.604 kilometer (Km). Kini Kementerian PUPR melakukan lelang pembangunan sebagian ruas jalan Pansela Jawa sepanjang 90 km dari Jateng ke DIY. Terkait pembiayaan pembangunan jalan tersebut, Arie Setiadi Moerwanto Direktur Jenderal Bina Marga katakan proyek ini juga didanai pinjaman dari IDB US$250 juta atau Rp 3,2 triliun. Dibangunnya Jalan Pansela ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dengan kawasan Pantura yang lebih maju, mengikuti perencanaan dan pemrograman dalam Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 12 Yogyakarta – Prigi – Blitar – Malang untuk mendukung kawasan-kawasan produktif, khususnya pariwisata, perkebunan dan industri maritim. ***ERICK A.M.