SESUAI dengan hasil survey yang dilakukan olehUnited Nation World Tourism Organization (UNWTO) saat ini sebanyak 63% orang berwisata menggunakan layanan online. Karenanya, promosi pariwisata Bali seharusnya juga mengarah secara digital.Menurut Ida Bagus Agung Partha Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, pemangku kepentingan pariwisata di Pulau Dewata ini sudah harus bersiap menyongosong pariwisata yang mengarah ke generasi milenial. Ia menarget 2018 mendatang, orang Bali sudah akan mulai memasarkan produk wisatanya secara digital.
Menurut Ketua GIPI Bali, dengan terjadinya perkembangan teknologi dan informasi digital, maka sudah seharusnya masyarakat berbenah. Begitu pula pada cara melakukan promosi wisata. Saat ini sudah ada beberapa pelaku usaha yang memanfaatkan promosi digital, tetapi baru dilakukan oleh sektor privat, sementara sektor public atau objek wisata yang dimiliki desa masih melakukan promosi konvensional secara offline.
“Mau tak mau, pelaku industri wisata harus berubah. Untuk itu saya tetap berusaha mendorong mereka untuk berinovasi melakukan promosi secara digital. Sejak tahun 2012 kunjungan wisatawan ke Bali tiap tahun selalu meningkat sekitar 15% hingga 17%. Dengan jumlah yang meningkat ini, maka masyarakat Bali juga harus siap mulai berbenah dengan menggunakan teknologi informasi dalam kegiatan kepariwisataan. Beberapa daerah di Indonesia sudah mulai mempromosikan pariwisatanya secara digital seperti yang dilakukan Banyuwangi. Setiap tahunnya, Banyuwangi mengadakan sekitar 80 event yang diadakan hampir tiap desa maupun kecamatan, kemudian dipromosikan secara digital untuk menarik pengunjung. Harus diakui bahwa bisnis di masa sekarang termasuk bisnis pariwisata, sangat diarahkan oleh sosial media” ujar IB Agung Partha.***ADIT.