MENCERMATI keberhasilan Nusa Tenggara Barat (NTT) dalam pengembangan industri pariwisata, Kementerian Pariwisata memberi apresiasi terhadap seluruh stake hoder kepariwisataan. Lebih-lebih,mereka telah berhasil mengubah paradigma sebelumnya yang konon mendompleng kesohoran nama Bali. Tazbir, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata menyatakan salah satu faktor yang mendukung perkembangan pariwisata tersebut ialah adanya peran pemerintah daerah yang dinilai aktif dalam mempromosikan daerahnya.
“NTB sudah terbuka aksesnya, kalau dulu NTB itu disebutmrupaka akronim dari kata Nasib Tergantung Bali, sekarang bisa dibilang No Transit Bali. Hal itu dibuktikan engan kian banyaknya direct flight yang mendarat di Lombok IIernational Alirport (LIA) diPraya, tidak lagi perlu singgah di Bandara Internsonal I Gusti Ngrah Rai Bali. Dengan tidak adanya transit, mudah-mudahan bisa lebih memperbanyak kujug wsman ke NTB” ujar Tazbir.
Meski sudah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan, Tazbir menekankan agar dukungan dan sikap pemerintah daerah tak menurun dalam memotivasi kemajuan pariwisata. Lebih lanjut, dia mengutarakan secara nasional pariwisata Indonesia mengalami pertumbuhan cukup tinggi di antara negara-negara Asean. Indonesia masuk 20 negara di dunia yang pertumbuhan industri pariwisatanya tertinggi, dengan kisaran 24% termasuk kontribusi dari NTB.
Tazbir juga katakan, untuk itu NTB harus terus kembangkan dan tanamkan karakter yang kuat terhadap industri pariwisatanya, hingga bisa bersaing dalam industri pariwisata di tingkat internasional. Salah satu yang menarik dan patut terus dikawal pengembangannya, adalah program pariwisata halal yang diterapkan di NTB. Agar bisa berhasil, masyarakat lokal harus menjaga toleransi dan sinergi antara pemerintah selaku pembuat kebijakan dan masyarakat. ***ADIT/Dps/Maritim