MULAI tahun 2018 mendatang, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Ditjenhubla Kemenhub), akan segera mengubah pola subsidi dan pola trayek pada program Tol Laut. Tujuannya agar program Tol Laut bisa berjalan lebih efektif di tahun keempat pelaksanaannya. Dwi Budi Sutrisno Direktur Lalulintas & Angkutan Laut (Dirlala), mengatakan pola trayek akan diubah dengan pelabuhan hub-spoke. Menurutnya, evalusai dilakukan agar Kemenhub sebagai fihak penyelenggara program mendapat informasi dan gambaran terkait efektivitas Tol Laut.
“Hasil dari evaluasi tersebut, akan jadi pedoman dalam menyusun strategi ke depan agar lebih efektif dan efisien, hingga makin dirasa manfaatnya oleh masyarakat” ungkapnya, di Surabaya Rabu pekan lalu.
Dalam rangka menampung masukan dari seluruh pemangku kepentingan, pekan lalu Kemenhub menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Membangun Etika dan Wawasan Kebangsaan sebagai Dasar Penyelenggaraan Tol Laut 2018” . Kegiatan ini diharap dapat menghasilkan rumuskan solusi terhadap permasalah yang muncul dalam pelaksaan Tol Laut selama ini.
Pada kesepatan itu, Dwi Budi menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi trayek Tol Laut berdasar kinerja rata-rata muat atau load factor kapal. Tahun depan, trayek yang saat ini beroperasi akan diubah sesuai dengan hasil evaluasi. Nantinya, trayek Tol Laut akan menjadi 15 trayek dari jumlah trayek tahun ini sebanyak 13. Anggaran untuk program Tol Laut pun akan dinaikkan 33% menjadi Rp.447 miliar
Program Tol Laut sebagai andalan pemerintahan Jokowi-JK, dimulai sejak November 2015 dengan tiga trayek perdana. Adapun hingga tahun ketiga pelaksaan, Tol Laut melayani 13 trayek, dengan tujuh trayek di antaranya, merupaka penugasan kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)/PT Pelni dan enam proyek lainnya dilaksanakan perusahaan swasta lewat proses lelang.
Berdasar data dari Ditjen Hubla sampai dengan Oktober 2017, tercatat ada empat trayek yang menuai hasil minim karena rata-rata muatan di bawah 50%. Keempat trayek tersebut adalah T6 (Tanjung Priok-Natuna-Tanjung Priok), T7 (Tanjung Priok-Enggano-Mentawai-Enggano-Tanjung Priok), T8 (Tanjung Perak-Belang-belang, Sangatta-Pulau Sebatik-Tanjung Perak) , dan T9 (Tanjung Perak-Kisar-Namrole-Kisar-Tanjung Perak).
Adapun trayek yang berhasil mencetak rata-rata muatan 50%-99%, adalah T1 (Tanjung Perak- Wanci-Namlea-Wanci-Tanjung Perak), T4 (Tanjung Perak-Bau-bau-Manokwari-Bau-bau-Tanung Perak), T11 (Tanjung Perak-Dobo-Merauke-Dobo-Tanjung Perak), dan T5 (Makassar-Tahuna-Lirung-Tahuna-Makassar).
Sedangkan trayek T13 Tanjung Perak-Fakfak-Kaimana-Timika-Fakfak-Tanjung Perak), T2 (Tanjung Perak-Kalabahi- Moa-Saumlaki-Moa-Kalabahi-Tanjung Perak), T3 (Tanjung Perak-Calabai (Dompu)-Maumere-Larantuka-Lewoleba-Rote-Sabu-Waingapu-Sabu – Rote-Lewoleba-Larantuka-Maumere-Calabai (Dompu)-Tanjung Perak). mecapai rata-rata muatan di atas 100%.***ERICK A.M.