Jakarta, Maritim
Program Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) dapat buka peluang pelaku industri nasional menguasai kemampuan penelitian dan pengembangan (R&D). Terutama rancang bangun dan desain otomotif.
“Penguasaan teknologi ini sangat penting untuk landasan pengembangan industri otomotif dalam negeri ke depan,” kata Menperin Airlangga Hartarto saat membuka AMMDes Summit 2018 serta Pameran Platform dan Komponen, di Kemenperin, Jakarta, Selasa (27/3).
Dari situ, tambahnya, kendaraan desa dapat jadi base load pengembangan industri komponen otomotif dalam negeri. Sehingga komponen buatan dalam negeri dapat maksimal dipakai. Terutama komponen asal IKM dan spare part-nya juga mudah didapat di pasaran.
Untuk itu, Kemenperin terus optimalkan TKDN dan jalin kerja sama dengan 60 pelaku industri dalam negeri, yang siap jadi pemasok komponen AMMDes. Di mana 22 di antaranya pelaku IKM.
Dijelaskan, kendaraan desa dirancang dua fungsi sekaligus, yakni transportasi dalam mobilisasi hasil-hasil pertanian dari desa ke kota serta fungsi alat produksi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di desa. Dengan fungsi multiguna itu, kendaraan ini sangat ideal dipakai untuk meningkatkan konektivitas antara pusat ekonomi di kota dan pusat penghasil kebutuhan pokok di desa.
“Karenanya, AMMDes dilengkapi spesifikasi teknis khusus dalam mengakses daerah-daerah, yang selama ini pembangunan infrastrukturnya tertinggal. Sehingga mengurangi ketimpangan desa dan kota,” urai Airlangga.
Sementara di tempat sama, Dirjen ILMATE, Harjanto, mengatakan saat ini industri nasional telah mampu memproduksi sebanyak 183 jenis komponen. Atau setara dengan 68% nilai total pengembangan AMMDes.
“Ke depannya, kemampuan ini akan terus didorong, agar TKDN makin meningkat,” tambahnya.
Kemenperin kini tengah melakukan percepatan dan bersinergi dengan instansi pemerintah lainnya dalam mewujudkan berbagai hal yang diperlukan. Kemenperin, misalnya, sedang menyiapkan rancangan Peraturan Presiden, rancangan Peraturan Menteri Perindustrian dan standar terkait pengembangan AMMDes.
Dari Kemenhub terkait laik jalan, Kepolisian registrasi kendaraan, dan BSN soal standardisasi. Yang lain, dukungan Kemenkeu dalam insentif dan pajak serta Kemendagri dalam pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama di daerah.
“Kami berharap sinergi antar pemangku kepentingan itu dapat terwujud. Sehingga AMMDes berhasil meningkatkan aksesibilitas daerah-daerah yang selama ini pembangunannya tertinggal. Sekaligus mengurangi ketimpangan ekonomi antara desa dan kota,” pinta Harjanto.
Rencananya, mobil desa ini ditargetkan bisa dipasarkan pada akhir 2018. (M Raya Tuah)