Jakarta, Maritim
Persoalan cangkul lokal yang beberapa bulan lalu bergulir sehingga menjadi isu nasional rupanya masih menyisakan permasalahan tersembunyi di dalamnya.
Pasalnya, pasca penekenan nota kesepahaman antara pemerintah dengan beberapa badan usaha milik negara (BUMN) di awal tahun ini, hasil konkrit dan melegakan hati sesuai dengan harapan belum tampak wujudnya.
“Kami sebagai pelaku usaha cangkul lokal, yang selama ini memproduksi cangkul untuk kebutuhan petani di dalam negeri, sangat dirugikan dengan adanya MoU tersebut. Karena setelah adanya MoU, sampai saat ini kami melihat tidak ada hasilnya, di mana targetnya dan kapan target tersebut selesai,” tegas dua produsen cangkul lokal, Peter Gozali dari PT Indo Metal Jaya Pratama dan Anton Liong dari PT Agro Industri, kepada wartawan, di Jakarta, baru-baru ini.
Bahkan, menurut Peter, saat ini ribuan karyawan yang berada di Tangerang, Jakarta, Surabaya dan daerah lainnya masih terkatung-katung nasibnya.
“Kami sekarang bingung harus berbuat apa karena para karyawan sudah menganggur dan tidak bekerja lagi. Apalagi, MoU yang diteken beberapa waktu lalu belum kami lihat hasilnya. Targetnya pun kami tidak tahu kapan,” tegas Peter.
Karena itu, ujar Peter dan Anton, pemerintah ke depan ini harus bijak dalam mengurus persoalan cangkul.
“Kami sarankan, pemerintah untuk sementara membuka saja impor cangkul setengah jadi tersebut untuk dalam negeri. Sehingga kami dapat mengolah kembali cangkul setengah jadi tersebut,” tekan mereka. (M Raya Tuah)