Tanjung Perak, Maritim
Dalam rangka tingkatkan pengangkutan semen ke Kawasan Timur Indonesia, para pengirim barang dapat memodifikasi ruas-ruas di sejumlah trayek tol laut yang ada. Utamanya kapal-kapal tol laut yang mempunyai home base serta pemberangkatan dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Diejen Hubla Kemenhub) Agus H. Purnomo menyebutkan tiga trayek yang ruasnya dapat dimodifikasi, yakni trayek T-4 yang melayani rute Tanjung Perak-Makassar-Bitung-Tahuna menggunakan KM Logistik Nusantara 1 dengan operator PT Pelni. Kemudian, trayek T-6 yang melayani rute Tanjung Perak-Makassar-Tidore-Morotai menggunakan KM Logistik Nusantara 2 dengan operator PT Pelni. Berikutnya, trayek T-15 yang melayani rute Tanjung Perak-Kisar (Wonreli)-Namrole-Sorong menggunakan KM Caraka Jaya Niaga III-32 dengan operator PT Pelni.
Kepada para pemilik barang, Dirjenla Agus memberi saran agar setelah muatan semen tiba di daerah tujuan, distribusinya ke masyarakat segera dilakukan melalui Rumah Kita dan pedagang Gerai Maritim yang telah terdaftar di Kementerian Perdagangan dan dinas perdagangan setempat.
Melalui siaran pers, Rabu (26/9/2018) lalu, Dirjen katakan: “Pendistribusian semen melalui Rumah Kita dan pedagang Gerai Maritim bertujuan agar pendistribusiannya dapat tepat sasaran dan terjadi penurunan harga semen di daerah tujuan karena “uang tambang” atau ongkos angkut tol laut lebih murah, yakni hampir 50% dibanding dengan ongkos angkut menggunsksn kapal-kapal komersial”.
Selain itu, Ditjen Hubla juga ingin juga angkutan tol laut yang mengangkut semen terkoneksi dengan kapal angkutan laut perintis, KM Sabuk Nusantara, agar komoditas utama sebagai pendukung pe,bangunan infrastruktur itu dapat didistribusikan secepatnya ke pulau-pulau sekitar yang kadang sulit dijangkau dengan kapal-kapal komersial.
Saat ini, para pengguna jasa tol laut juga dipermudah dengan layanan aplikasi yang berbasis online berupa Informasi Muatan dan Ruang Kapal (IMRK), yang memberi informasi seputar muatan dan kapasitas ruang kapal yang dapat digunakan. Ungkap Agus: “Penerapan aplikasi IMRK berbasis online ini diharap mengurangi disparitas harga dan menjaga subsidi program Tol Laut oleh pemerintah dapat berjalan tepat guna dan tepat sasaran”.
Hingga kini, Kemenhub telah mengoperasikan 18 trayek tol laut yang menyinggahi daerah-daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan, sebagaimana ditetapkan di dalam Keputusan Dirjen Hubla No AL. 108/5/5/DJPL-18 tertanggal 3 September 2018 tentang Perubahan atas Kepdirjen Hubla No AL.108/5/17/DJPL-17 tentang Jaringan Trayek Penyelenggaraan Angkutan Barang di Laut Tahun Anggaran 2018.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya katakan pemerintah akan mengevaluasi lintasan yang kekurangan armada dan kemudian menambah kapal. Prioritas aantara lain akan dilakukan di Papua dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu, Pelni dengan kapal perintisnya dapat mendistribusikan lebih lanjut semen yang dibawa angkutan tol laut ke lokasi-lokasi terpencil. Kata Menteri Perhubungan: “Pelni memiliki kapal perintis yang menyusuri seluruh pesisir Papua”.***ERICK ARHADITA