Jakarta, Maritim
Tiga sektor industri ‘jagoan’ digenjot di Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) Sulawesi Utara (Sulut). Yang mana berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, ketiga sektor itu adalah Industri Pengolahan Ikan, Industri Pengolahan Kelapa dan Industri Pengolahan Aren.
“Pengembangan industri di provinsi tersebut, karena melihat pertumbuhan dan kontribusi lapangan usaha sektor industri pengolahan serta potensi sumber daya alam yang dimiliki, dengan mempertimbangkan arah kebijakan industri prioritas pada RIPIN 2015-2035,” kata Direktur Pengembangan Wilayah Industri (PWI) I Kemenperin, Arus Gunawan, kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (31/10).
Untuk mengembangkan ketiga sektor industri itu, menurutnya, butuh dukungan dari tujuh kegiatan infrastruktur. Yakni jaringan transportasi darat, jaringan transportasi laut, jaringan transportasi udara, sumber daya listrik, sumber daya air, jaringan logistik serta fasilitas SDM dan teknologi.
Jaringan transportasi darat butuh jalan nasional dan jalan provinsi. Jaringan transportasi laut perlu rencana pengembangan kapasitas bongkar muat pelabuhan sebesar 2,5 juta teus pada 2038. Mengingat, aktivitas bongkar muat Pelabuhan Bitung saat ini baru 1,3 juta teus.
Sulut saat ini memiliki 12 pelabuhan laut, di mana pada 2016 kapal yang sandar sebanyak 13.214 unit. Dari jumlah itu, paling tinggi atau 22,49% singgah di Pelabuhan Bitung, 13,72% di Pelabuhan Manado dan 5,84% singgah di Pelabuhan Likupang. Selain itu, 57,95% singgah di pelabuhan luar WPPI.
“Sekitar 60% aktivitas bongkar muat barang dengan sistem curah dilakukan di Pelabuhan Bitung. Sisanya di Pelabuhan Amurang dan Pelabuhan Uki. Sedangkan pelabuhan peti kemas Sulut ada di Pelabuhan Bitung dengan ukuran 20-40 teus,” papar Arus.
Data PT Pelindo IV menyebutkan, pada 2016 aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Bitung mencapai 215.554 teus.
Menyangkut tiga sektor industri ‘jagoan’ provinsi Sulut, Arus menjelaskan, pemerintah akan mengembangkan industri pengolahan ikan sebagai salah satu industri unggulan provinsi. Mengingat, jenis perikanan laut merupakan komoditas unggulan terbesar di Sulut.
Jenis produk pangan dan olahan ikan yang sudah dihasilkan meliputi ikan beku, ikan kaleng dan tepung ikan. Di mana, kini jumlah industri pengolahan ikan eksisting sebanyak 28 unit, 27 unit di antaranya merupakan industri pengawetan ikan, berupa ikan beku dan ikan kaleng. Sedangkan sisanya jenis industri tepung ikan.
“Saat ini produksi rata-rata perikanan laut di WPPI Sulut mencapai 166.241 ton per tahun. Sementara kapasitas produksi 186.747 ton per tahun. Yang artinya, kebutuhan bahan baku industri pengolahan ikan saat ini masih mengandalkan dari luar WPPI,” ungkap Arus.
Apabila rata-rata produksi mencapai 276.051 ton per tahun dan 10% dikonsumsi langsung oleh masyarakat, maka ketersediaan bahan baku ikan yang masih dapat diserap oleh industri sekitar 61.699 ton.
“Ke depan, industri pengolahan ikan di provinsi ini akan diarahkan untuk skala industri menengah besar (IMB), dengan orientasi ekspor. Sedangkan skala industri kecil menengah (IKM) diorientasikan sebagai pendukung pariwisata,” urai Arus.
Adapun jenis komoditas pengolahan ikan yang akan dikembangkan di antaranya ikan kaleng, fillet dan minyak ikan untuk skala IMB serta ikan asap untuk skala IKM. (M Raya Tuah)