EKSPOR ikan tuna segar dan beku lewat Pelabuhan Benoa, Bali, selama Januari-September 2016 mencapai US$ 64,24 juta, meningkat 20,55% dibanding periode sama tahun sebelumnya yang tercatat US$ 53,29 juta.
“Namun dari segi volume pengapalan justru menurun 4,72%, dari 9.297,9 ton pada sembilan bulan pertama 2015 menjadi hanya 8.859 ton pada periode sama tahun 2016,” kata Made Suastika Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, di Denpasar, pekan lalu
Dikatakan, ekspor tuna memberi kontribusi terbesar di antara sembilan jenis komoditas hasil perikanan yang menembus 15,81% dari total ekspor Bali sebesar US$ 406,31 juta, meningkat 13,75% dibanding periode Januari – September 2015 yang tercatat US$ 357,199 juta.
Ekspor dari sembilan jenis komoditas perikanan selama sembilan bulan pertama 2016 bernilai US$ 157,85 juta, meningkat 79,88% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat US$ 87,75 juta. Selain ikan tuna, komoditas perikanan yang juga diekpsor antara lain ikan kakap, kerapu, nener, ikan hias hidup.
Secara terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Adi Nigroho menambahkan, komoditas ekspor Pulau Dewata lainnya adalah produk pakaian bukan rajutan, perhiasan (permata), produk dari kayu dan perabot serta penerangan rumah. Produk perikanan yang dikapalkan dari Bali paling banyak diekspor ke Amerika Serikat (26,88%), kemudian Jepang 18,81%, Tiongkok 16,41%, Australia 6,62%, Singapura 1,13%, Hongkong 7,64%, Belanda 0,95%, Thailand 0,18%, Jerman 1,56%, dan Taiwan 9,84%. **ERICK A.M.