Tarif Handling Turun 65%, Volume Petikemas Meningkat 30%

Aktivitas handling petikemas di Tanjung Perak
Aktivitas handling petikemas di Tanjung Perak

TANJUNG PERAK – MARITIM : Berkat komitmen PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III dalam menurunlan tarif handling transhipment jadi 65% dari tarif normal, maka volume petikemas domestik di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ditarget akan meningkat 30% . Doso Agung, Direktur Utama Pelindo III  jelaskan pemangkasan tarif tersebut merupakan komitmen Pelindo III dalam upaya menekan biaya logistik nasional, yang akan berdampak pada penurunan harga barang secara bertahap sampai 30% – 40%.

Terangnya, seusai acara kerja sama penguatan konektivitas Pelindo III, Senin (14/1/2019): “Penurunan tarif handling transhipment ini diharap akan dapat merangsang pertumbuhan pengiriman barang domestik terutama ke wilayah timur Indonesia”.

Read More

Selama ini tarif handling transhipment untuk petikemas 20 TEU’s berada pada kisaran harga Rp.1,46 jutaan. Dengan penurunan tarif yang mulai berlaku 15 Januari 2019, perusahaan pelayaran hanya perlu membayar Rp.946.000 atau 65% dari tarif normal. Arus petikemas transhipment di Pelabuhan Tanjung Perak berasal dari wilayah Sumatera, Jakarta, dan sekitarnya, juga dari Kalimantan yang selanjutnya diangkut ke berbagai kawasan timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Papua, dan sebaliknya.

Imbuh Dirut Pelindo III: “Dengan meningkatnya arus petikemas transhipment domestik, Pelabuhan Tanjung Perak kian mengukuhkan posisinya sebagai penghubung kawasan Indonesia barat dan timur, dengan didukung sekitar 72 rute pelayaran petikemas domestik”.

Kontribusi pendapatan layanan jasa petikemas Pelindo III dari biaya transhipment tersebut yakni hanya 10%. Dari penyesuaian tarif, dipastikan dapat sedikit mempengaruhi kinerja revenue petikemas Pelindo III. Ujarnya lebih lanjut: “Walau berpengaruh, tetapi kami mampu mencari sumber pendapatan lainnya melalui berbagai investasi. Namun yang paling penting adalah dampak ke depan volume petikemas akan meningkat dan minimal dapat menekan biaya logistik domestik sampai 20%”.

Target peningkatan volume petikemas domestik tersebut juga diimbangi dengan sistem pembayaran layanan satu pintu atau single billing system yang merupakan kerja sama antara Pelindo I, II, III dan IV. Direktur Operasi dan Komersial Pelindo III Putut Sri Muljanto menambahkan Pelindo III tengah memperkuat konektivitas antara pelabuhan di Indonesia melalui sistem window connectivity. Sistem ini dinilai dapat memberi kepastian sandar bagi perusahaan pelayaran, standardisasi operasional di terminal dan proses bongkar muat barang yang berdampak pada turn round voyage (TRV) kapal.

Dicontohkan, rute Surabaya-Samarinda-Surabaya sebelumnya harus ditempuh dalam 8 hari pelayaran. Tetapi dengan adanya sistem ini waktu tempuh dapat berkurang jadi 7 hari. Dengan TRV yang pendek maka jumlah voyage/trip dapat meningkat dari 45 voyage menjadi 52 voyage.

Pelindo III mencatat, arus petikemas transhipment di Pelabuhan Tanjung Perak pada tahun  2016 arus petikemas transhipment tercatat mencapai 33.374 boks, dan pada 2017 tumbuh menjadi 35.131 boks dan pada tahun 2018 mencapai 36.980 boks. Beberapa perusahaan pelayaran domestik yang melayani rute transhipment di antaranya Meratus, Tanto, Salam Pacific Indonesia Lines, Tempuran Emas, Mentari Sejati Perkasa, dan Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan  (Erick Arhadita)

 

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *