JAKARTA-MARITIM : Terkait persoalan di kawasan pesisir Indonesia memberikan andil tingginya kerentanan bencana alam dan perubahan iklim. Khusus di pesisir Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, perubahan garis pantai menyebabkan perubahan alih fungsi mangrove. Dampaknya, kerap terjadi banjir pesisir (rob) dari laut.
Untuk itu, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) KKP melakukan program Pengembangan Kawasan Pesisir Tangguh (PKPT) di tiga desa yang terdapat di Bombana.
Plt Dirjen PRL, TB Haeru Rahayu, yang biasa disapa Tebe, mengatakan Program PKPT adalah implementasi pengelolaan pesisir terpadu skala kecil. Bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di kawasan pesisir, kesiapsiagaan masyarakat pesisir dalam menghadapi bencana dan perubahan iklim, memfasilitasi sarana prasarana dan pentingnya meningatkan kemampuan usaha. Sehingga kesejahteraan masyarakat pesisir menjadi lebih baik lagi.
“Program ini wujud intervensi KKP dalam penguatan di wilayah pesisir di Indonesia,” ujar Tebe.
Ditambahkan, saat ini PKPT fokus pada tiga aspek. Pertama, aspek manusia, yaitu KKP melakukan peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana dan dampak perubahan iklim yang terjadi. Kedua, aspek siaga bencana dan perubahan iklim. Aspek ini, KKP membangun sarana-prasarana siaga bencana. Ketiga, aspek kelembagaan bertujuan masyarakat dapat aktif dan mandiri dalam organisasi.
Secara terpisah, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau Kecil, Muhammad Yusuf, menambahkan pada 2020 KKP melakukan kegiatan pembangunan sarana prasarana sebagai upaya pengurangan risiko bencana dan dampak dari perubahan iklim.
Sarana yang dibangun di antaranya peninggian jalan (embankment) sepanjang 560 meter, jalur evakuasi rabat beton sepanjang 331 meter yang dilengkapi 4 unit rambu evakuasi sebagai perangkat kesiapsiagaan, pembangunan 1 unit pondok informasi mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim dengan luas bangunan 22 meter persegi.
“Bantuan program PKPT yang disalurkan KKP diberikan pada tiga kelompok penerima, yaitu Kelompok Bulu Sipong di Desa Tunas Baru, Kelompok Tunas Harapan di Desa Watumentade, dan Kelompok Harapan Baru di Desa Lantowua,” ucap Yusuf.
Bukan hanya itu, menurutnya, KKP telah melakukan peningkatan kesiapsiagaan bencana agar masyarakat memperoleh pengetahuan tentang bencana dan perubahan iklim di kawasan pesisir. Mengetahui cara simulasi evakuasi korban dan pemahaman mengenai informasi cuaca. (Muhammad Raya)