JAKARTA-MARITIM : Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada perbaikan struktur ekonomi masyarakat pembudidaya ikan di penghujung tahun 2020. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Desember 2020 senilai 101,24 naik 0,58 poin dibanding November mencapai 100,65. Di samping itu, Nilai Tukar Usaha Pembudidayaan Ikan (NTUPi) juga naik 0,77 poin dari periode November sebesar 100,94 menjadi 101,72 di Desember lalu.
Dirjen Perikanan Budidaya (PB), Slamet Soebjakto, mengatakan peningkatan angka NTPi menunjukkan ada perbaikan efisiensi usaha yang dipicu oleh semakin membaiknya harga komoditas utama budidaya.
Meski inflasi Desember 2020 secara nasional mengalami kenaikan 1,68% dibanding Desember 2019, namun karena usaha budidaya semakin efisien, maka pembudidaya merasakan ada nilai tambah ekonomi. Indikator ini terus naik, sehingga ada peningkatan kapasitas usaha melalui reinvestasi yang dilakukan secara mandiri.
Menurutnya, memasuki triwulan IV/2020, sistem distribusi dan transportasi serta serapan pasar secara perlahan mulai pulih, mengikuti kondisi new normal. Sehingga sumbatan supply & demand mulai terurai. Hal ini jadi pengungkit nilai jual beberapa harga komoditas utama.
“Ada kenaikan daya beli masyarakat pembudidaya, dimana indeks harga yang diterima pembudidaya lebih besar dibanding indeks harga yang dikeluarkan, baik untuk konsumsi maupun produksi budidaya. Kinerja ini juga cukup menggembirakan di tengah rata-rata tingkat inflasi Desember 2020 yang cukup tinggi, yakni mencapai 0,45% atau mengalami kenaikan dibanding November 2020, yang mencapai 0,28%,” katanya.
Sedangkan pendapatan pembudidaya ikan triwulan IV/2020 tidak mengalami kenaikan, jika dibanding triwulan III/2020, yakni rata-rata sebesar Rp3,5 juta/bulan. Namun demikian, jika dibanding triwulan II/2020 mengalami kenaikan sebesar 7,58%. Hal ini, memasuki triwulan III/2020 ekonomi pembudidaya mulai membaik selama masa pandemi Covid-19.
Ditambahkan, berbagai dukungan langsung dinilai mampu mendongkrak efisiensi produksi budidaya, di samping mulai berjalannya rantai suplai memberikan efek kembali bergairah usaha pembudidaya ikan di beberapa daerah.
“Dukungan Gerakan Pakan Mandiri (GERPARI), bantuan benih dan input produksi lainnya jangka pendek mampu mendongkrak efisiensi produksi. Terutama selama pandemi masif diperlukan dukungan tersebut,” ucapnya.
BPS melihat, secara spatial perbaikan NTPi lebih banyak tersentral di pulau Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dengan memberi kontribusi nilai tukar paling dominan. “Ini nanti kita dorong, agar NTPi bisa terdistribusi secara merata, sehingga diharapkan akan menekan angka rasio secara nasional.” (Muhammad Raya)