Rentan Rob dan Abrasi, KKP Bangun Pelindung Pantai di Lombok Timur

JAKARTA-MARITIM : Ditjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyelesaikan pembangunan pelindung pantai sepanjang total 330,3 meter di Lombok Timur, NTB.

Tembok itu membentang di 3 desa, yaitu di Desa Jerowaru sepanjang 75,3 meter berjenis struktur hybrid, dengan biaya Rp121.491.000. Di Desa Paremas sepanjang 136 meter berjenis talud biayanya Rp91,2 juta dan di Desa Pamongkong sepanjang 119 meter berjenis talud menelan anggaran Rp89,9 juta.

Read More

Dirjen PRL, TB Haeru Rahayu, menjelaskan lokasi pembangunan pelindung pantai ini di kawasan rentan rob gelombang tinggi waktu tertentu. Yang berdampak sangat merugikan masyarakat, selain kerap air menerjang permukiman, gelombang juga menyebabkan abrasi pantai.

“Tembok dibangun melindungi pesisir Kabupaten Lombok Timur dari abrasi dan erosi. Sehingga nantinya dapat membantu menjaga ekosistem pantai dan kawasan pemukiman masyarakat pesisir,” katanya.

Menurut Tebe, pembangunan ini bagian dari program Pengembangan Kawasan Pesisir Tangguh (PKPT), yang dilaksanakan di tahun 2020. Sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan mendorong kemajuan kawasan pesisir di Lombok Timur.

Saat ini, PKPT fokus di tiga aspek, yakni aspek manusia. Meningkatkan kemampuan masyarakat menghadapi bencana dan dampak perubahan iklim. Kedua, aspek siaga bencana dan adaptasi perubahan iklim. Pada aspek ini, KKP membangun sarana-prasarana siaga bencana. Terakhir, aspek kelembagaan, yang bertujuan masyarakat aktif dan mandiri berorganisasi.

“Membangun pelindung pantai adalah wujud aspek siaga bencana dan adaptasi perubahan iklim, untuk mengurangi risiko bencana dengan membangun sarana prasarana,” ujarnya.

Sementara Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil, Muhammad Yusuf, menambahkan pembuatan pelindung pantai ini memakai struktur hybrid dan talud.

Struktur hybrid merupakan pelindung pantai dengan tipe permeable dam, yang memakai material bambu, kayu dan ranting. Struktur ini ditempatkan pada titik yang telah ditentukan untuk mereduksi gelombang datang sekaligus merangkap sedimen sehingga akan menambah daratan di belakang struktur. Sementara talud, tumpukan batuan yang disusun untuk menahan dan menjaga struktur tanah, agar tidak bergeser. Bahan material bangun talud dipakai gabungan fondasi batu, semen dan pasir. (Muhammad Raya)

Related posts