Sistem Bioflok Angkat Ekonomi dan Produktivitas Masyarakat

JAKARTA-MARITIM : Penerapan inovasi teknologi budidaya ikan sistem bioflok dapat menggerakkan ekonomi dan produktivitas masyarakat. Dimana pada 2020, Ditjen Perikanan Budidaya (PB) KKP menyalurkan 421 paket bantuan bagi 379 pokdakan di 32 provinsi, 190 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

“Tahun ini, kami menargetkan 304 paket bantuan, berupa ikan lele atau nila. Sehingga dapat jadi solusi pemenuhan pangan masyarakat Indonesia,” kata Dirjen PB KKP, Slamet Soebjakto.

Read More

Sistem bioflok punya kelebihan, yakni efisien dalam pemanfaatan lahan dan limbah, yang dapat jadi pupuk organik. Sehingga bisa digandeng dengan tanaman sayur dan buah serta menjamin ketersediaan sumber pangan masyarakat.

Keunggulan lain, diperoleh padat tebar lebih tinggi, masa pemeliharaan lebih singkat, efisien pakai air dan memberi pakan. Untung lebih besar dan menjamin keberlanjutan usaha budidaya ramah lingkungan. Sejalan arahan Menteri KP, Sakti Wahyu Trenggono, fokus pada perikanan budidaya berkelanjutan.

Sistem bioflok punya potensi menambah ketrampilan masyarakat memakai teknologi budidaya. Sehingga jadi bekal ilmu berusaha budidaya ke depan. Cara Budidaya Ikan Baik (CBIB), wajib pakai benih bermutu dari induk unggul, pakan berkualitas, pengelolaan kualitas air, manajemen kesehatan ikan dan lingkungan.

Menurut data sementara, produksi ikan lele dan nila sejak 2015-2019 terus naik, ikan lele 9,23%/tahun dan produksi ikan nila 5.59%/tahun. (Muhammad Raya)

Related posts