SURABAYA – MARITIM: Sepanjang Semester I Tahun 2022 (mulai Januari hingga Juni), PT Perikanan Indonesia (Persero/Perindo) tercatat berhasil menyerap produk ikan hasil tangkapan para nelayan dari berbagai daerah tangkapan di perairan Indonesia, sebesar 5.570 ton. Sigit Muhartono, Direktur Utama Perindo dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Jatim, Jumat, mengatakan serapan ini memperkokoh peran Perindo dalam melibatkan nelayan sebagai garda terdepan ketahanan pangan.
Menurutnya, hal ini sesuai dengan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2021, yakni agar Perindo bertindak sebagai pembeli hasil tangkapan nelayan untuk meningkatkan dan mendukung ketersediaan, keterjangkauan, inklusivitas, dan mutu perikanan. Ujar Sigit: “Usai terbitnya PP 99 tahun 2021 tentang penggabungan perusahaaan perusahaan PT Perikanan Nusantara (Persero) dan PT Perikanan Indonesa, maka, peran PT Perikanan Indonesia sebagai off taker (pembeli) makin ditingkatkan”.
Lebih jauh dikatakan, dengan merger tersebut, maka Perindo hadir sebagai penyerap hasil tangkapan nelayan di seluruh Indonesia dengan harga yang wajar”. dan sesuai. Hal ini merupakan amanah pemerintah usai penggabungan BUMN Perikanan. PT Perikanan Indonesia harus dapat meningkatkan hasil off taker nelayan, nilai tukar nelayan dan memberi kemudahan nelayan dalam berproduksi. yang terus upayakan.
Ikan hasil tangkapan nelayan yang diserap Perindo antara lain cakalang, tuna, kembung, tongkol, deho, layang, dan gurita. Ikan tersebut diperoleh dari nelayan di sejumlah cabang Perindo, yaitu Pekalongan (Jateng), Belawan (Sumut), Brondong, Pemangkat (Sumut), Ambon, Bacan (Maluku), Benoa (Bali), Bitung (Sulut), Gorontalo (Gorontalo), Makasar (Sulsel), Padang,(Sumbar) Sorong (Papua), Surabaya (Jatim), dan Tegal (Jateng).
“Saat ini, total mitra nelayan PT Perikanan Indonesia di seluruh Indonesia berjumlah 1.400 nelayan, Produk ikan yang diserap dari nelayan ini merupakan bahan baku yang selanjutnya dilakukan pengolahan sebelum dijual. Dalam proses pengolahan, Perindo fokus ke arah hilirisasi produk untuk memaksimalkan nilai tambah” imbuh Sigit pula .
Terkait hal tersebut, Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan sektor perikanan adalah salah satu komoditas yang harus diprioritaskan untuk mencapai ketahanan pangan. Menurutnya,, merger BUMN perikanan merupakan salah satu usaha perbaikan di sektor pangan dengan meningkatkan kontribusi Perindo terhadap inklusivitas atau keterlibatan nelayan.
Sarden Banyuwangi
Patut diberitakan bahwa Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan hari Selasa yang lalu telah secara simbolis dari Kawasan Muncar, Kabupaen Banyuwangi, Jawa Timur, telah melepas ekspor produk ikan sarden senilai US $.42,7 juta.
Tiga dari 10 petikemas produk ikan sarden diekspor ke Australia. Pelepasan ekspor produk sarden ini memiliki nilai sebesar US $. 902.000 , dari total nilai kontrak US $.2,7 juta pada tahun 2022.
“Di tengah perlambatan ekonomi dan perdagangan global, kita patut bersyukur dan bangga atas tren positif kinerja perdagangan Indonesia,” kata Menteri saat melepas ekspor di pabrik pengolahan ikan CV Pasific Harvest di Muncar,.Selama ini Muncar dikenal dengan potensi perikanan yang melimpah. Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, identik dengan komoditas utama berupa ikan lemuru yang banyak ditangkap oleh nelayan. Jenis ikan inilah yang diolah dan dijadikan bahan baku produk sarden oleh CV Pasific Harvest.
Menteri Zulkifli menjelaskan pada tahun 2021 surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US $.35,34 miliar yang merupakan rekor tertinggi sejak 15 tahun. Tren terus berlanjut pada periode Januari hingga Oktober 2022.Jelas Menteri pula: “Kehadiran kami, mulai dari Pemkab Banyuwangi hingga pemerintah pusat merupakan bentuk dukungan kepada pelaku usaha nasional yang dimaksud untuk terus mendongkrak pertumbuhan ekspor dan ketersediaan lapangan pekerjaan di Indonesia,”.
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah menjelaskan kegiatan ekspor tersebut sebagai momentum penting untuk pemulihan ekonomi Banyuwangi di masa pandemi COVID-19. Ujarnya: “Program ekspor ini selaras dengan gerakan Banyuwangi Rebound yang bersama Bupati Ipuk kita usung bersama, gerakan antar sektor untuk pemulihan ekonomi,”..
Sementara itu, pemilik Pasific Harvest Group Aminoto Kurniawan mengatakan merek mereka telah menduduki tiga besar pasar nasional dalam dua tahun. Selain itu, juga sudah berlangsung ekspor senilai 3 juta dolar AS per bulan ke 70 negara tujuan. Jelasnya: “Kami berterima kasih kepada pemerintah yang telah mendukung kami mengikuti berbagai seminar nasional, kemarin satu buyer juga sudah komitmen untuk tuna senilai 1,5 juta dolar AS pada tahun 2023,” kata dia.
Aminoto juga mengatakan bahwa perusahaannya akan terus berusaha membuka lapangan kerja sebagai tanggung jawab sosial terhadap masyarakat Banyuwangi.Tutura dia: “Kami berkomitmen akan terus tambah lapangan pekerjaan di Banyuwangi sebagai tanggung jawab dan rasa terimakasih kepada masyarakat Banyuwangi,” tutur dia.
Entaskan Stunting
Berkenaan dengan langkah-langkah yang ditempuh oleh PT Prindo, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI menilai program PT Perikanan Indonesia berupa bagi-bagi ikan kepada masyarakat, akan dapat ikut membantu pemerintah dalam upaya mengentaskan kasus stunting atau kerdil.
Direktur Pengolahan dan Bina Mutu Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Widya Rusyanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima tabloidmaritim di Surabaya, beberapa hari lalu, mengapresiasi, acara bagi-bagi ikan dalam rangka Hari Ikan Nasional (Harkannas) 2022 yang digelar oleh PT Perindo di Anjungan Sarinah pada Senin (21/11) .
“Kami berharap acara bagi-bagi ikan itu akan dapat membantu pemerintah dalam mengentaskan stunting,” kata Widya.
Dia berpesan PT Perindo mampu menjamin ketersediaan ikan hingga kota-kota kecil di Indonesia. Selain itu, lanjut dia, juga memperkaya ragam jenis ikan konsumsi hingga ke ragam produk ready to eat atau siap makan. Ujarnya: “Fasilitas sudah ada, pasti PT Perindo mampu melangkah luar biasa ke depannya,”.
Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono sebelumnya mengatakan, sasaran utama dalam kegiatan Harkanas 2022 adalah ibu-ibu yang memiliki buah hati di rumah. Jelasnya: “Karena ibu adalah rumah pertama bagi anaknya yang diharapkan dapat menyediakan masakan bergizi bagi sang anak,”.
Pada peringatan Harkannas 2022, PT Perindo membagikan produk ritel perusahaan Tukato Seafood berupa Ikan kembung. Ikan kategori ikan pelagis ini terbukti memiliki kandungan gizi yang lengkap berupa omega 3 dan vitamin B12, K, D, E, dan A.
Sigit mengatakan pihaknya ingin berkontribusi dalam pengurangan angka stunting di Indonesia kerana pencegahan dan penurunan angka stunting bukan hanya urusan pemerintah semata. Namun seluruh elemen bangsa harus terlibat dan berperan aktif dalam memerangi stunting di Indonesia. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan menyebutkan angka prevalensi di Indonesia pernah menembus di atas 30 persen pada 2018. Artinya pada saat itu, 3 dari 10 anak Indonesia mengalami kondisi gagal tumbuh alias stunting. Adapun target pemerintah yakni angka prevalensi harus di bawah 20 persen pada 2024.
“Ini pekerjaan rumah bagi semuanya untuk mendukung pemerintah memangkas angka stunting generasi penerus bangsa Indonesia. Salah satu yang dapat kami lakukan adalah mengkampanyekan konsumsi ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi,” pungkas Sigit. ***Erick Arhadita